Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan laba bersih senilai US$ 46,96 juta per kuartal pertama 2023. Jumlah ini naik 49,31% dari laba bersih PGEO di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 31,45 juta.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. Melansir laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/5), PGEO membukukan pendapatan senilai US$ 102,61 juta, naik 18,96% dari realisasi pendapatan di kuartal pertama 2022 sebesar US$ 86,25 juta.
Secara rinci, pendapatan PGEO terdiri atas pendapatan dari hasil Operasi Sendiri yakni kepada PT Indonesia Power (pihak berelasi), yakni berasal dari pembangkit Kamojang senilai US$ 17,34 juta. Kemudian, ada penjualan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang disumbang oleh Ulubelu senilai US$ 26,23 juta, Lahendong senilai US$ 20,30 juta, dan Kamojang senilai US$ 20,13 juta.
Baca Juga: Ini Sejumlah Emitan yang Berpotensi Meraup Cuan dari Perdagangan Karbon
Ada juga pendapatan yang berasal dari Lumut Balai senilai US$ 10,14 juta dan Karaha senilai US$ 2,27 juta, yang keduanya juga dijual kepada PLN. PGEO juga membukukan pendapatan dari production allowances kepada pihak ketiga senilai US$ 6,18 juta.
Di sisi lain, sejumlah beban emiten pelat merah ini ikut naik seiring kenaikan pendapatan. Seperti beban pokok pendapatan yang naik tipis 3% menjadi US$ 41,13 juta dari sebelumnya US$ 39,93 juta. Beban keuangan juga naik 208% menjadi US$ 6.44 juta dari sebelumnya US$ 2,09 juta
Namun, anak usaha PT Pertamina ini memperoleh pendapatan lain-lain senilai US$ 12,85 juta yang mayoritas disumbang oleh selisih kurs bersih senilai US$ 11,21 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News