kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Ini Sejumlah Emitan yang Berpotensi Meraup Cuan dari Perdagangan Karbon


Selasa, 30 Mei 2023 / 07:05 WIB
Ini Sejumlah Emitan yang Berpotensi Meraup Cuan dari Perdagangan Karbon


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hilal pembentukan bursa karbon kian benderang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengeluarkan aturan terkait bursa karbon pada 12 Juni 2023 mendatang. Adapun  bursa karbon ditargetkan akan mulai beroperasi pada tiga bulan sesudah aturan teknis itu keluar yakni September 2023.

Sejumlah emiten diyakini berpotensi diuntungkan dari adanya bursa karbon ini, salah satunya PT Indika Energy Tbk (NDY).

Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama mengatakan, INDY disebut telah melakukan perdagangan karbon menyusul targetnya untuk mengurangi karbon sebesar 550 kilo ton (Kton) sampai 600 Kton emisi CO2 di bawah anak perusahaan, yakni Indika Multi Properti (IMP), dengan meningkatkan reklamasi lahan sebesar 20% pada tahun 2025.

“Selain INDY, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga sudah mulai karbon kredit trading juga," kata Ezar kepada Kontan.co.id, Senin (29/5).

Baca Juga: Bersiap, Bursa Karbon Ditargetkan Meluncur September 2023

Anak usaha PT Pertamina Persero ini mengeduk pendapatan baru dari carbon credit, di mana tahun lalu PGEO membukukan pendapatan carbon credit sebesar US$ 747.000.

Pendapatan carbon credit ini dihasilkan oleh dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yaitu Ulubelu unit 3 dan 4 serta Karaha yang menghasilkan setara 1,7 juta ton pengurangan emisi karbon.

Pengurangan emisi karbon tersebut dihitung semenjak kedua PLTP beroperasi secara komersial hingga awal tahun 2020.

 

Kontan.co.id mencatat, selain PGEO, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga menghasilkan pendapatan dari carbon trading. Tahun lalu, emiten besutan Prajogo Pangestu ini mendapatkan pendapatan senilai US$ 3,57 juta dari segmen carbon credit.

Selain itu, Ezar melihat, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga berpeluang diuntungkan dengan adanya perdagangan karbon, di mana ADRO disebut sudah memulai melakukan penanaman hutan mangrove yang sangat optimal untuk menyerap karbon dari udara.

“Keduanya  (INDY, ADRO) sudah menanam mangrove forest untuk tujuan itu kelihatannya,” jelas dia.

Henan Putihrai Sekuritas pun menyematkan rating buy untuk saham INDY dengan target harga Rp 2.910.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×