kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan dan Laba Bersih Delta Dunia Makmur (DOID) Naik di 2023, Ini Pendorongnya


Kamis, 14 Maret 2024 / 11:58 WIB
Pendapatan dan Laba Bersih Delta Dunia Makmur (DOID) Naik di 2023, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Kenaikan pendapatan dan laba bersih Delta Dunia Makmur (DOID) didorong oleh overburden removal yang meningkat.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatat pertumbuhan kinerja hingga double digit sepanjang 2023. Ini sejalan dengan peningkatan volume produksi dan overburden removal.  

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2023, DOID mengantongi pendapatan bersih sebesar US$ 1,83 miliar, tumbuh 17,99% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari US$ 1,55 miliar di tahun sebelumnya. 

Dari sisi bottom line, DOID mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 36,01 juta pada 2023 atau naik 25,74% YoY dari US$ 28,63 juta di tahun 2022. 

Direktur Delta Dunia Makmur Dian Andyasuri menjelaskan capaian tersebut sebagian besar didorong oleh rekor overburden removal yang meningkat sebesar 14% secara tahunan.

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Delta Dunia Makmur (DOID) Tumbuh Double Digit di 2023

Tak hanya itu, total produksi juga ikut meningkat. Rinciannya, total produksi di Indonesia tumbuh 10% secara tahunan dan produksi di Australia meningkat 28% secara tahunan. 

"Hal ini didukung oleh peningkatan signifikan dari keberhasilan memperoleh sejumlah kontrak, termasuk tambang Saraji dan Burton milik BMA (BHP dan Mitsubishi Alliance) di Australia," jelas Dian dalam keterangan resmi, Kamis (14/3). 

Dari sisi belanja modal alias capital expenditure (capex) DOID turun 20% secara tahunan menjadi US$ 121 juta. Penurunan ini disebabkan oleh telah diselesaikannya beberapa proyek di Indonesia. 

Dian bilang menyerapakan capex tersebut telah sesuai dengan target di 2023 sebesar US$ 105 juta hingga US$ 145 juta. Hal ini menunjukan pengendalian yang ketat atas belanja modal menjadi prioritas DOID. 

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Pilihan & Arah IHSG Usai Libur Nyepi dan Masuk Ramadan

Ke depannya, DOID berencana untuk penurunan permintaan batubara termal sambil memanfaatkan permintaan kuat batubara metalurgi yang menjadi bahan penting untuk produksi baja. 

"Transisi terencana ini merupakan landasan strategi diversifikasi kami, yang telah membuahkan hasil yang substansial," ucap Dian. 

Adapun batubara metalurgi dan infrastruktur saat ini mewakilkan 19% dari pendapatan. DOID menargetkan akan mengurangi ketergantungan pada batubara termal menjadi 50% di 2028. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×