Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanggal pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024 sudah di depan mata. Pendaftaran capres-cawapres akan berlangsung pada periode 19-25 Oktober 2023.
Sejumlah pihak tentu menanti saat-saat ini untuk melihat siapa capres-cawapres yang berpotensi untuk terpilih. Hal itu pun menyebabkan sejumlah sentimen ke pasar saham.
Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat mengatakan, investor sebenarnya netral dengan siapapun presiden yang akan terpilih pada Pemilu 2024.
“Namun, investor sepakat bahwa Pemilu 2024 harus berjalan damai agar tidak menimbulkan sentimen negatif ke pasar,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (15/10).
Baca Juga: IHSG Rawan Pullback, Simak Saham Rekomendasi Analis pada Senin (16/10)
Jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, rangkaian pesta politik kali ini tampak jauh lebih damai. Hal itu pun tak menimbulkan kekhawatiran investor atas jalannya Pemilu 2024.
“Setiap investor pasti punya pilihan capres masing-masing, tetapi kami semua sepakat ingin Pemilu 2024 berlangsung damai,” ungkapnya.
Dengan rangkaian Pemilu 2024 yang berpotensi akan berjalan damai, pasar akan menerima sentimen positif. Meskipun begitu, pergerakan IHSG saat ini belum mendapatkan efek dari rangkaian pemilu. Sebab, pasar saat ini lebih dipengaruhi hal lain, seperti suku bunga The Fed yang tinggi dan pelemahan rupiah.
Selain itu, ada saham-saham dengan market cap besar yang baru initial public offering (IPO), tetapi pergerakannya sangat fantastis. Hal itu membuat investor bingung, lalu ragu untuk berinvestasi.
Akibatnya, Teguh melihat, IHSG tidak akan bergerak jauh dari level 7.000 hingga akhir tahun 2023 akibat masih banyaknya sentimen pemberat. Salah satu contohnya adalah kinerja GOTO yang buruk dan menjadi pemberat IHSG.
“Jadi, yang bikin IHSG susah naik bukan masalah pemilu, tetapi kinerja masing-masing saham yang masih bermasalah,” ungkapnya.
Baca Juga: Rekomendasi Saham-Saham Middle & Small Cap Pilihan yang Prospektif Jelang Akhir Tahun
Untuk IHSG usai presiden terpilih ditentukan, Teguh mengatakan, bahwa hal tersebut belum dapat diprediksi dari sekarang. Sebab, masih banyak faktor penggerak yang mempengaruhi kinerja IHSG sampai tahun depan.
"Namun, jika hingga tahun depan masih banyak IPO, IHSG masih belum akan bergerak, tak peduli bagaimana hasil pilpresnya," paparnya.
Menurut Teguh, rangkaian Pemilu 2024 diharapkan bisa mendorong roda perekonomian domestik berputar lebih kencang. Saat ini masa kampanye memang belum tiba, sehingga belum ada kampanye langsung yang dilakukan secara masif.
Namun, ketika masa kampanye sudah tiba, ekonomi domestik bisa kembali mendapatkan sentimen positif. Salah satunya dari aksi bagi-bagi sembako yang kerap dilakukan saat masa kampanye.
“Oleh karena itu, sektor yang paling diuntungkan dari rangkaian Pemilu 2024 adalah sektor perbankan dan konsumer,” paparnya.
Dari sektor perbankan, Teguh merekomendasikan hold untuk BBNI dengan target harga Rp 5.500 – Rp 6.000 per saham. Dari sektor konsumer, Teguh merekomendasikan beli untuk GGRM dengan target harga Rp 40.000 per saham.
“Kegiatan di luar ruangan akan meningkatkan konsumsi rokok masyarakat, baik yang dibeli langsung maupun yang dibagikan,” tuturnya.
Teguh juga merekomendasikan hold untuk INDF dan SIDO dengan target harga masing-masing Rp 7.500 – Rp 8.000 per saham dan Rp 700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News