Reporter: Maggie Quesada Sukiwan, Petrus Sian Edvansa | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Mendekati tutup tahun, penerbitan surat utang atau obligasi korporasi masih ramai. Sepanjang pekan ini, terdapat tujuh surat utang, baik obligasi maupun medium term notes (MTN), yang ditawarkan ke investor total Rp 1,53 triliun dan US$ 47,50 juta.
Perinciannya: pertama, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menerbitkan obligasi Rp 500 miliar dalam dua seri. Seri A bertenor tiga tahun ditawarkan sebesar Rp 361,40 miliar, dengan tingkat bunga 10,8% per tahun. Sementara seri B dengan tenor lima tahun senilai Rp 138,60 miliar memiliki kupon 11,3% setahun.
Kedua, PT Bima Multi Finance bakal menerbitkan obligasi maksimal senilai Rp 300 miliar. Obligasi ini ditawarkan dalam tiga seri. Seri A senilai Rp 30 miliar memberikan kupon 12,50% per tahun. Sedang seri B dan seri C akan dijamin secara kesanggupan terbaik (best effort), dengan kupon masing-masing sebesar 13,00% dan 13,50% per tahun.
Ketiga, PT Bank KEB Hana Indonesia menawarkan obligasi rupiah senilai Rp 244 triliun. Obligasi bertenor tujuh tahun ini kadaluwarsa pada 21 Desember 2023. Besaran kupon yang ditawarkan obligasi ini 9,95% per tahun.
Selain itu, Bank KEB Hana juga akan menerbitkan obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat bertenor tujuh tahun senilai US$ 47,50 juta. Obligasi ini menawarkan kupon 6,05% per tahun.
Keempat, PT Corpus Prima Mandiri menawarkan MTN senilai Rp 40 miliar. MTN dengan tenor tiga tahun ini bakal memberikan kupon sebesar 12,95% per tahun. Kelima, MTN V PP Properti Tahun 2016 dari PT PP Properti Tbk dengan jumlah pokok sebanyak Rp 100 miliar. MTN bertenor tiga tahun ini menawarkan tingkat bunga sebesar 10% per tahun.
Keenam, PT Sucorinvest Inti Investama menawarkan MTN Rp 150 miliar. MTN yang akan kedaluwarsa pada 15 Desember 2019 ini memberikan bunga 10,59%. Ketujuh, PT Century Tokyo Leasing Indonesia mengeluarkan MTN senilai Rp 200 miliar. Bunga yang diberikan sebesar 8,75% per tahun. MTN memiliki tenor tiga tahun.
Beben Feri Wibowo, Analis Pasar Dana, mengatakan, pada dasarnya seluruh surat utang yang ditawarkan cukup menarik untuk dikoleksi investor di tengah tren suku bunga yang rendah. Apalagi, bagi investor yang menerapkan strategi hold to maturity (HTM) yang mengutamakan imbal hasil dari kupon obligasi. Bagi investor jenis ini, kenaikan harga yang terjadi hanyalah sebuah bonus.
Namun, Beben menuturkan, risiko utama yang harus ditanggung oleh investor dengan strategi HTM adalah gagal bayar. “Oleh karena itu, emiten dengan faktor fundamental yang baik akan lebih dilirik investor,” terang Beben.
Dengan pertimbangan fundamental yang baik, diprediksi investor akan melirik MTN terbitan PP Properti. Selain status sebagai anak usaha dari badan usaha milik negara (BUMN) PTPP, peringkatnya juga cukup stabil. “Per 16 November 2016 lalu, peringkatnya di level A+/Stabil dari Pefindo,” ungkap Beben.
MTN dari Century Tokyo Leasing Indonesia dan obligasi dari Chandra Asri Petrochemical juga menarik. Perlu diketahui, Century Tokyo Leasing Indonesia mendapat peringkat AA-/Stabil per 17 Oktober 2016, sementara Chandra Asri Petrochemical memperoleh A+/Stabil per 11 November 2016.
Sependapat, Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra juga melihat, obligasi yang ditawarkan oleh Chandra Asri Petrochemical akan menarik bagi para investor. Selain karena rating yang cukup bagus, surat utang mereka juga mampu mengundang perhatian investor lantaran menawarkan jaminan aset tetap sebesar 150%.
“Biasanya, emiten dengan rating cukup baik dan bunga yang menarik tidak memakai jaminan aset tetap. Ini strategi yang baik untuk menarik investor,” imbuh Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News