kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penawaran masuk pada lelang sukuk negara hari ini mencapai Rp 69,57 triliun


Selasa, 11 Februari 2020 / 17:25 WIB
Penawaran masuk pada lelang sukuk negara hari ini mencapai Rp 69,57 triliun
ILUSTRASI. Suasana Dealing Room Treasury OCBC NISP, Jakarta, Selasa (1/7). Dari total penawaran masuk pada lelang sukuk negara, pemerintah hanya menyerap Rp 8 triliun.


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang surat berharga syariah negara (SBSN) masih tetap diminati. Hal tersebut dibuktikan lewat hasil lelang SBSN yang dilaksanakan hari ini, Selasa (11/2).

Berdasarkan rilis Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiyaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dari empat seri SBSN yang ditawarkan, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 69,57 triliun. Dari total penawaran masuk, pemerintah hanya menyerap Rp 8 triliun.

Jumlah penawaran pada lelang SBSN kali ini berhasil mengalahkan rekor penawaran tertinggi yang sebelumnya dicetak pada lelang 14 Januari lalu. Kala itu, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 59,14 triliun dari empat seri yang ditawarkan.

Baca Juga: Simak rencana penerbitan obligasi di tengah riuh wabah corona

Penawaran terbesar terjadi pada seri PBS002. Surat utang bertenor dua tahun ini mencatat penawaran Rp 28,71 triliun. Dari total penawaran, pemerintah memenangkan Rp 2,73 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,51%.

Penawaran terbesar kedua adalah seri SPNS12082020 yang mencapai Rp 22,01 triliun. Pemerintah hanya menenangkan Rp 1,5 triliun pada surat utang yang jatuh tempo pada 12 Agustus 2020 ini dengan yield rata-rata tertimbang 3,47%.

Seri PBS026 mengantongi penawaran Rp 15,11 triliun. Pemerintah memenangkan Rp 2,6 triliun sukuk negara yang akan jatuh tempo pada Oktober 2024 ini. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan adalah 6,002%.

Baca Juga: Peminat Lelang SUN Tembus Rp 96 Triliun

Sedangkan seri terakhir yang dilelang, PBS005 mendapatkan penawaran  terkecil, yakni Rp 3,74 triliun. Sukuk negara dengan tenor 13 tahun ini dimenangkan dengan yield rata-rata tertimbang 7,57%. Pemerintah memenangkan Rp 1,17 triliun surat utang jangka panjang ini.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, likuiditas di pasar obligasi yang masih baik menjadi faktor utama minat investor terhadap lelang sukuk kali ini. “Likuiditas di pasar masih sangat baik meskipun di tengah ketidakpastian global karena virus corona,” papar Ramdhan kepada Kontan.co.id, Selasa (11/2).

Selain itu menurutnya rating utang Indonesia yang masih menjanjikan ikut mendorong minat investor terhadap lelang SBSN. Sekadar informasi, Moody’s Investors Service mempertahankan peringkat utang bagi Indonesia pada kategori Baa2 dengan outlook stabil atau setara dengan level BBB. Artinya, obligasi yang diterbitkan oleh Indonesia masuk dalam kategori moderate credit risk dan medium grade.

Hal serupa dikatakan oleh Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investasi Sekuritas Maximilianus Nico Demus. Menurut Nico, selain karena likuiditas dan peringkat rating yang baik, imbal hasil yang menarik membuat investor terutama investor asing tertarik untuk masuk ke dalam pasar Indonesia.

“Meskipun antara jangka waktu dan kupon masih tidak seimbang, tetapi imbal hasil kita menarik. Hal ini yang membuat investor asing tertarik masuk ke pasar Indonesia,” jelas Nico.

Baca Juga: Kapitalisasi pasar BEI terpangkas Rp 421 triliun

Setelah mencetak rekor terbaru hari ini, Baik Ramdhan maupun Nico menilai prospek SBSN masih akan terus bergairah. Menurut Ramdhan prospek terhadap SBSN akan terus meningkat seiring dengan ekspektasi pasar terhadap rating utang Indonesia yang akan beranjak membaik.

Sedangkan menurut Nico SBSN akan terus diminati sepanjang semester pertama. Menurut dia, kepindahan dana portofolio investor dari saham ke obligasi pada awal tahun ini akan menjadi alasan tingginya minat pada lelang SBSN.

Baca Juga: IHSG naik tipis, volume transaksi bursa hanya 5,54 miliar saham

“Sampai saat ini kita didukung imbal hasil yang menarik, kupon obligasi tinggi, capital inflow yang melimpah serta kepindahan dana portofolio para investor dari saham ke obligasi yang memiliki volatilitas lebih rendah,” pungkas Nico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×