kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penawaran lelang sukuk negara hari ini dinilai belum maksimal


Selasa, 04 Mei 2021 / 21:15 WIB
Penawaran lelang sukuk negara hari ini dinilai belum maksimal
ILUSTRASI. Pemerintah mendapatkan penawaran Rp 19,90 triliun pada lelang sukuk negara hari ini.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran pada lelang sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Selasa (4/5) lebih tinggi dibandingkan dengan lelang suku sebelumnya yang hanya mencapai Rp 17,90 triliun. Di lelang kali ini, pemerintah mendapatkan penawaran mencapai Rp 19,90 triliun, dan penyerapannya sudah memenuhi target indikatif Rp 10 triliun yang ditetapkan sebelumnya.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf melihat bahwa saat ini yang terpenting adalah pergerakan yield Indonesia, kemudian ditranslasikan kepada jumlah penawaran yang masuk. Di level lelang surat utang negara (SUN), pergerakan yield US Treasury dinilai sedang kondusif bagi Indonesia.

“Karena memang, sampai akhir tahun kemarin yield kita sedang turun, tetapi agak terganggu dengan kenaikan yield di AS, sekarang yield AS kembali turun di kisaran 1,60%, itu lumayan membantu mencoba mengembalikan penurunan yield yang sudah terjadi di akhir tahun,” kata Dimas.

Dimas menilai bahwa saat kenaikan yield Indonesia terjadi, saat itu tidak ada perubahan fundamental yang berarti, yang ada malah perbaikan. Ditandai dengan kurangnya penawaran yang masuk selama satu setengah bulan, karena investor wait and see, terutama karena inflasi di AS.

Baca Juga: Permintaan pada lelang SBSN meningkat, pasar dinilai mulai percaya diri

Inflasi di AS yang tidak lagi diprediksi tinggi dinilai Dimas akan menekan ekspektasi inflasi, sehingga menyebabkan penawaran yang masuk lebih banyak. Akan tetapi, dengan kondisi penawaran yang masuk, menurut Dimas masih belum full potential karena sebelum-sebelumnya penawaran bisa lebih besar lagi, seperti bulan-bulan sebelumnya.

Terkait dengan penawaran yang paling banyak masuk berada di tenor pendek yaitu pada seri PBS027 yang akan jatuh tempo pada 15 Mei 2023, Dimas melihat bahwa ekspektasi pasar sedang agak positif. “Itu menunjukkan market masih agak berhati-hati karena market-nya bergerak volatil lagi, kalau durasi lebih panjang potensi penurunan harganya lebih besar, itu juga kenapa bid yang masuk lebih besar untuk tenor pendek 2023,” pungkas Dimas.

Baca Juga: Penawaran lelang sukuk negara Selasa (4/5) mencapai Rp 19,9 triliun

Berikut besaran rincian penawaran dan serapan masing-masing seri sekaligus besaran yield rata-rata tertimbangnya:

1. Seri SPNS05112021 yang jatuh tempo pada 5 November 2021. Seri ini mendapatkan nilai penawaran Rp 1,93 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 1,15 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 3,22%.

2. Seri PBS027 yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023. Seri ini mendapatkan nilai penawaran Rp 7,67 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 6,45 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 4,82%.

3. Seri PBS017 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2025. Seri ini mendapatkan nilai penawaran Rp 2,61 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 1,3 triliun dengan yield rata-rata yang dimenangkan 5,73%.

4. Seri PBS029 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034. Seri ini mendapatkan nilai penawaran Rp 2,34 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 350 miliar dengan yield rata-rata yang dimenangkan 6,57%.

5. Seri PBS004 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2037. Seri ini mendapatkan nilai penawaran Rp 2,59 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 100 miliar dengan yield rata-rata yang dimenangkan 6,66%.

6. Seri PBS028 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046. Seri ini mendapatkan nilai penawaran Rp 2,74 triliun. Pemerintah menyerap sebanyak Rp 650 miliar dengan yield rata-rata yang dimenangkan 7,25%.

Baca Juga: Rupiah hari ini menguat setelah data ekonomi AS melemah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×