kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Peminat sepi, hasil IPO sulit maksimal


Kamis, 28 November 2013 / 06:56 WIB
Peminat sepi, hasil IPO sulit maksimal
ILUSTRASI. Sebelum Perpanjang SIM, Simak Cara & Jadwal SIM Keliling Bekasi Hari Ini 14 Juli 2022


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Kondisi pasar yang masih fluktuatif bisa menyulitkan target penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) terpenuhi. Para analis pun menilai, para calon emiten tersebut sulit mengharapkan terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed).

Lihat saja IPO PT Indomobil Multi Jasa. Calon emiten ini harus menurunkan target saham yang dilepas dari 25% menjadi 10% saham.

Namun, kasus tersebut tidak membuat PT Bank Ina Persada dan PT Bank Panin Syariah menunda rencana IPO. "Kami yakin IPO kami akan terserap pasar karena size masih kurang dari Rp 1 triliun," jelas Ratna Karim, Direktur Investment Banking Buana Capital, penjamin emisi IPO Bank Ina.

Bank Ina berencana melepas 790 juta saham atau setara 33,33% dari modal disetor dan ditempatkan. Sementara, harga IPO Bank Ina di Rp 180-Rp 250. Dus, Bank Ina berpotensi meraup dana Rp 142,2 miliar-Rp 197,5 miliar. Namun, Ratna mengatakan, target ini merupakan target maksimal. "Minimal bisa meraih Rp 100 miliar-Rp 110 miliar," ujar dia. Bank Ina akan mengurangi jumlah saham yang akan dilepas namun harganya tetap di kisaran tersebut.

Ratna pun mengakui, kondisi pasar yang sedang tak menentu bisa membuat permintaan pasar makin mini. Tapi, dia yakin, target minimal IPO Bank Ina masih mampu diserap pasar.

Para analis pun mengakui, potensi IPO jelang akhir tahun akan sangat terbatas. Reza Nugraha, analis MNC Securities, bilang, oversubscribed jarang terjadi. Dari 27 emiten yang melepaskan sahamnya ke publik tahun ini, hanya 5 emiten-7 emiten yang mengalami oversubscribed dan harganya naik. "Pelaku pasar sangat selektif dalam memilih saham. Emiten anyar dengan kapitalisasi pasar dan likuiditas kecil kurang menarik," ujar Reza. 

Analis Phintraco Securities Setiawan Efendi pun bilang, potensi IPO emiten jelang akhir tahun tak banyak menarik investor. "Paling tidak hasil IPO emiten hanya memenuhi kuota saja, namun untuk kelebihan permintaan seperti sulit," ujar dia. Ini karena, banyak fund manajer cenderung menahan diri untuk berinvestasi. Fund manager hanya akan memilih saham yang memang prospektif sehingga bisa memperbaiki kinerja portofolionya.

Dilepas di harga bawah

Namun, PT Sawit Sumbermas Sarana, yang juga segera menggelar IPO, mengklaim, hasil roadshow ke Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Jakarta menunjukkan respon yang baik. "Kami sangat optimistis akan oversubscribed," ujar Rimbun Situmorang, Direktur Utama Sawit Sumbermas.

Perusahaan perkebunan ini tak mengubah target pelepasan saham, yakni sebanyak 1,5 miliar saham atau setara 15,7% total sahamnya.
Meski demikian, perusahaan ini terpaksa melepas di harga terendah, yakni Rp 670 per saham, dari penawaran awal Rp 670-Rp 790 per saham.

Hendri Parengkuan, Sekretaris Perusahaan PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo pun bilang, minat investor pada saham mereka masih cukup baik. "Jadwal bookbuilding kami perpanjang sampai tanggal 29 November karena minat yang banyak," ujar dia, Rabu (27/11). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×