Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (8/4) lalu. Di pasar spot, USD/IDR turun 0,14% dibanding hari sebelumnya menjadi 11.289. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) naik 0,23% menjadi 11.309.
Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, rupiah masih dalam tren penguatan terbatas terhadap dollar AS. Menurutnya, penguatan rupiah terjadi sejak satu bulan belakangan yang naik cukup signifikan.
Faktor yang menopang rupiah dari dalam negeri tidak terlalu banyak. Rupiah terkerek berkat derasnya arus modal asing di pasar keuangan secara year to date hingga Rp 68 triliun.
“Faktor eksternal juga tidak terlalu berpengaruh signifikan pada pergerakan rupiah. Program tapering yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat sudah diantisipasi oleh pasar,” jelas Rully.
Rully bilang, hasil FOMC meeting juga tidak banyak membawa pengaruh pada pergerakan USD/IDR. Selanjutnya, pasar menanti kebijakan arah suku bunga The Fed. Di lain pihak, indeks S&P juga telah menembus rekor tertinggi. Ini akan menahan laju dollar AS lebih kuat lagi.
Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures mengungkapkan, pergerakan rupiah dipengaruhi hasil penghitungan cepat pemilu (quick count). Apabila ada salah satu partai politik yang berhasil memperoleh suara sebanyak 20% maka akan berdampak signifikan bagi rupiah. Terlebih, jika partai tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar.
Dari faktor eksternal, lanjut Ariston, nasib rupiah dipengaruhi arah kebijakan bank Sentral AS (The Fed). Apabila ada indikasi The Fed untuk melakukan pengetatan moneter maka dollar akan kembali unggul. Kondisi ini sekaligus membuat rupiah terdepresiasi. Meski demikian, nasib rupiah pada pekan ini masih didominasi oleh faktor internal.
Ariston menebak, pasangan USD/IDR hari ini, Kamis (10/4) bergerak pada kisaran 11.200-11.380. Sementara Rully menduga rupiah akan bergerak di level 11.240-11.362 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News