kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah tetapkan status darurat sipil, begini efeknya ke IHSG


Senin, 30 Maret 2020 / 20:09 WIB
Pemerintah tetapkan status darurat sipil, begini efeknya ke IHSG
ILUSTRASI. Pegawai mengamati layar yang menampilkan halaman muka situs Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akhirnya menetapkan menetapkan pembatasan sosial (social distancing) berskala besar guna meminimalisir penyebaran virus corona (Covid-19). Kebijakan tersebut juga disertai dengan status darurat sipil dan karantina kesehatan.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menilai hal inilah yang sebenarnya diharapkan oleh pelaku pasar, yakni adanya kebijakan publik yang berdampak langsung pada pencegahan Covid-19 yang menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mudah untuk menular.

Namun, Janson menilai kebijakan ini mau tidak mau bakal berdampak pada perekonomian domestik. Sebab, kegiatan ekonomi, mulai dari sektor jasa maupun manufaktur, otomatis bakal tersendat dengan adanya kebijakan ini.

Baca Juga: IHSG ditutup melemah 2,88% ke 4.414 pada akhir perdagangan hari ini

“Namun tentunya pemerintah harus punya strategi untuk memitigasi dampak dari sosio-ekonomi tersebut, yang sepetinya sudah dikeluarkan bauran kebijakan seperti relaksasi kredit untuk sektor-sektor yang terpengaruh yang mana hampir semua sektor terpengaruh,” ujar Janson kepada Kontan.co.id, Senin (30/3).

Janson menilai, dampak kelesuan tersebut kemungkinan besar sudah diantisipasi oleh pasar dengan adanya penurunan Price Earning Ratio (PER) yang cukup tajam , yakni rata-rata telah turun sekitar 30%. Adapun pada perdagangan hari ini PER IHSG sebesar 12,1 kali.

Namun, Janson memperkirakan bisa jadi PER akan kembali turun sekitar 10%, yang artinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mencari level bottom-nya di kisaran 3.600-3.800.

“Lebih baik seperti itu pencegahannya karena dari awal (Januari hingga Februari) pemerintah tidak terlalu tanggap dan kita terlalu meng-underestimate covid-19. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali,” sambung dia.

Sementara itu, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menggunakan area 3.900-4.200 sebagai area support IHSG hingga akhir semester I-2020 dengan catatan selama pesimisme di pasar tidak membesar lagi.

“Harapan kita bersama adalah pandemik ini dapat teratasi segera dan menjelang akhir semester I-2020 sudah kembali melampaui level 4.850,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Senin (30/3).

Adapun upaya yang telah dilakukan seperti work from home (WFH), rapid test, dan physical distancing dinilai telah memperkecil risiko penularan dan akan membantu pemerintah dalam melakukan koordinasi kestabilan sosial-ekonomi.

Sementara itu, guyuran kebijakan fiskal dan moneter juga diharapkan menjadi sentimen positif dalam kondisi ini.

“Saya setuju pembatasan ruang gerak yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Namun, jangan sampai menimbulkan gejolak sosial tanpa persiapan yang matang,” sambung dia.

Aria yakin pemerintah telah melakukan persiapan yang matang terkait kebijakan ini. Namun, Aria tidak menampik bahwa adanya peluang perlambatan pertumbuhan ekionomi yang terjadi akibat kebijakan karantina kesehatan dan darurat sipil ini.

Sementara itu, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai kebijakan WFH dan rapid test sebenarnya hanya menenangkan pasar sesaat. Sebab, pasar masih tetap melihat dan memantau perkembangan penyebaran virus ini.

Sukarno menilai pasar saham bisa saja kembali dilanda kepanikan apabila pemerintah dinilai lamban dalam menangani virus ini. Ia menilai aturan darurat pembatasan sosial berskala besar dengan kekarantinaan kesehatan sudah cukup memberikan kejelasan pada pelaku pasar.

Baca Juga: Jika Indonesia jadi lockdown, ini dampaknya terhadap IHSG

Namun, menurut Sukarno pemerintah mesti memberi insentif kepada pekerja, terutama pekerja informal yang terdampak kebijakan ini.

“Seharusnya untuk pekerja-pekerja yang terdampak diberi insentif misal dalam bentuk pangan dalam beberapa hari. Itupun jika pemerintah sanggup. Tetapi sepertinya susah,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Senin (30/3).

Dengan skenario terburuk, prediksi Sukarno IHSG bisa menyentuh level 3.635-3.800 pada akhir semester I-2020. Barulah setelah itu indeks bisa pulih kembali ke level 4.033.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×