Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) segera menerbitkan Obligasi Negara Ritel seri ORI024. Kupon diprediksi akan lebih tinggi dari penerbitan sebelumnya, ORI023 pada Juli 2023 kemarin, kendati terdapat pelemahan permintaan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sejalan dengan inflasi Indonesia yang masih melambat, kupon dari suku bunga ORI bisa lebih tinggi dibandingkan inflasi.
"Inflasi sendiri kami perkirakan berada pada kisaran 2,5%-3,0% pada akhir tahun 2023," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/10).
Baca Juga: Antisipasi Suku Bunga The Fed yang Tinggi, Investor Obligasi Beralih ke Dolar AS
Tingkat kupon SBN ritel juga cenderung berkorelasi positif terhadap suku bunga acuan Bank Indonesia, sehingga ketika suku bunga cenderung stabil maka kupon dari ORI juga cenderung stabil.
"Mengacu pada penerbitan ORI di bulan Juli lalu, kami perkirakan tingkat suku bunga acuan ORI diperkirakan berada pada kisaran 5,85%-5,95% untuk tenor 3 tahun, dan 6,05%-6,15% untuk tenor 6 tahun," sebutnya.
Kupon pada penerbitan ORI diperkirakan cenderung meningkat dibandingkan bulan Juli, mengingat permintaan akan SBN cenderung mengalami pelemahan akibat sentimen global yang masih dipenuhi ketidakpastian.
Baca Juga: Penjualan SR019 oleh Bank BNI Capai Rp 2,09 Triliun
Permintaan akan ORI juga dipengaruhi oleh sentimen global karena sifatnya yang tradeable, sehingga terdapat eksposur sentimen pasar keuangan domestik.
"Dari kondisi tersebut, kami perkirakan permintaan dari ORI akan cenderung lebih terbatas dibandingkan permintaan pada bulan Juli lalu," tambahnya.
Menurut Josua, SBN ritel tahun ini yang cenderung lebih menarik bagi para investor adalah seri non-tradeable lantaran kupon yang tinggi. Sementara di tahun depan, seiring dengan proyeksi penurunan suku bunga acuan, kupon yang ditawarkan berpotensi lebih rendah dibandingkan dengan tahun ini.
Baca Juga: Penjualan SR019 Capai Rp 25,33 triliun, Jumlah Investor Tembus 62 Ribu
Sementara bagi investor yang mengejar seri tradeable, SBN ritel di tahun depan diproyeksikan akan lebih menarik, seiring dengan potensi peningkatan harga di saat investor asing kembali masuk ke pasar domestik.
"Sejalan dengan ketidakpastian global di tahun ini, para investor mungkin akan lebih wait and see hingga akhir tahun," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News