kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Segera Terbitkan ORI023, Intip Proyeksi Kupon dan Peluangnya


Minggu, 25 Juni 2023 / 17:15 WIB
Pemerintah Segera Terbitkan ORI023, Intip Proyeksi Kupon dan Peluangnya
ILUSTRASI. Ilustrasi obligasi . KOMPAS/PRIYOMBODO


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) akan kembali menawarkan Surat Berharga Negara seri ORI023. Penawaran akan dimulai pada 30 Juni mendatang.

Analis Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan menilai, kupon yang ditawarkan dapat disesuaikan dengan tingkat yield SBN dengan jangka waktu yang sama agar lebih kompetitif. Bahkan, ia melihat kemungkinan kupon akan berada di atas inflasi yang saat ini pada level 4%.

Apalagi, lanjutnya, jika melihat dari fair yield ORI yang saat ini tradeable rata-rata di atas 5,5%. Sehingga ia memperkirakan minimal kupon akan di level 5,5%.

"Level 5,5% ini kalau di market sudah yang time to maturity-nya 0,06, dan kalau untuk 3 dan 6 tahun tentu lebih tinggi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (26/6).

Baca Juga: Siap-siap! Pemerintah akan Buka Penawaran ORI023 Mulai 30 Juni 2023

Perencana Keuangan sekaligus Founder Finansia Consulting Eko Endarto juga berpandangan, kupon pada lelang ORI023 akan di atas bunga simpanan dan di bawah bunga pinjaman. Menurutnya, dengan kondisi ini maka angka 5,75%-6,5% adalah besaran kupon yang mungkin dan juga di atas inflasi sebesar 4%.

Selain kupon, keduanya menilai investasi di ORI cukup menarik. Sebab instrumen tersebut memiliki beberapa keunggulan.

Pertama, investor akan mendapatkan pembayaran bunga fixed rate yang cenderung lebih tinggi dari bunga deposito secara berkala. Kedua, dijaminkan oleh negara sehingga risiko relatif rendah. Ketiga, dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

"Investor pemula disebut juga bisa memilih instrumen ini ketika ingin memulai berinvestasi," kata Alvaro.

Meskipun begitu, Alvaro mengatakan bahwa investor tetap harus memperhatikan interest rate risk apabila ingin memperdagangkan ORI sebelum jatuh tempo. Menurutnya, harga obligasi memiliki volatilitas mengikuti arah suku bunga meskipun volatilitas sangat rendah dibandingkan aset lainnya seperti saham.

"Investor bisa memperoleh capital gain atau capital loss apabila menjual ORI sebelum maturity," sambungnya.

Baca Juga: Mencari Reksadana yang Rutin Mencetak Cuan

Oleh sebab itu, keduanya juga menilai pada lelang kali ini ORI023 dapat terserap dengan baik oleh pasar. Apalagi terlihat lakunya beberapa penerbitan obligasi serta kondisi makro Indonesia yang terus membaik.

"Ditambah, inflasi yang rendah maka akan bagus serapannya karena hasilnya lebih tinggi dari inflasi," cetus Eko.

Pada seri ORI sebelumnya atau ORI022, pemerintah menetapkan imbal hasil atau kupon sebesar 5,95% yang bersifat tetap per tahun atau fixed rate. Penetapan imbal hasil ORI022 ini merupakan yang terbesar di antara seri ORI sebelumnya.

Masa penawaran ORI022 berlangsung selama 25 hari, dimulai sejak 26 September 2022 dan ditutup pada 20 Oktober 2022. Selama masa itu, ORI022 meraup dana sebesar 13,02 triliun.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, penerbitan ORI022 mencatat sebanyak 39.527 investor yang ikut berpartisipasi. Sebanyak 16.926 atau setara 42,8% dari jumlah total investor merupakan investor baru.

Adapun hasil pemesanan ORI022 mencatat rata-rata pemesanan (tingkat keritelan) ORI022 sebesar Rp 329,3 juta per investor, lebih baik dibandingkan ORI021 sebesar Rp 445,7 juta per investor. Terdapat 2.962 atau setara 7,5% investor yang melakukan pemesanan dengan nominal Rp 1 juta.

Di sisi lain, Alvaro juga mencermati pasar obligasi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan pasar obligasi Amerika Serikat yang masih terancam oleh inflasi yang tinggi.

Inflasi Indonesia terus mengalami penurunan hingga mencapai 4% di bulan Mei sehingga Bank Indonesia (BI) diharapkan dapat menurunkan suku bunga di kuartal 4 tahun ini atau kuartal pertama tahun depan.

Inflasi yang menurun tentu angin segar bagi pasar obligasi.

"Didukung oleh pertumbuhan PDB yang baik, masih berlanjutnya neraca dagang surplus meskipun menipis, serta porsi asing di pasar obligasi domestik yang menurun membuat prospek kelas aset obligasi kedepannya sangat baik," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×