kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah getol menerbitkan SUN non tradable


Jumat, 27 November 2015 / 07:09 WIB
Pemerintah getol menerbitkan SUN non tradable


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan, Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah getol menerbitkan surat utang negara (SUN) non tradable alias tidak dapat diperdagangkan.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mencatat, pekan ini penerbitan secara private placement sudah tiga kali dengan nilai total Rp 673,16 miliar.

Rinciannya, Kamis (26/11), SUN yang diterbitkan berjenis surat perbendaharaan negara (SPN) seri SPNNT20160902 senilai Rp 657,91 miliar. Surat utang bertenor setahun ini terbit tanpa kupon, dengan tingkat yield 7,5%.

Sebelumnya, Selasa (24/11), pemerintah juga menerbitan SUN non tradable seri SPNNT20160223 senilai Rp 10,168 triliun. Instrumen ini bertenor tiga bulan dengan tingkat yield 6,75%.

Pada hari yang sama, nongol juga Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk negara berjumlah Rp 5,08 triliun dengan metode yang sama.

Sukuk seri SPNSNT23022016 ini mematok yield 6,75%, dan akan jatuh tempo pada 23 Februari 2016. Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga mengatakan, pemerintah berusaha meminimalisir potensi koreksi harga SUN di di pasar sekunder.

Makanya, pemerintah gencar menerbitkan obligasi yang tidak dapat diperdagangkan melalui skema private placement. "Berbeda dengan metode lelang yang berpeluang menambah pasokan obligasi di pasar sekunder, sehingga bisa mempengaruhi harga SUN," ungkapnya, Kamis (26/11).

Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan sependapat, pemerintah mencoba menekan pasokan SUN di pasar sekunder pada pengujung tahun ini. Tujuannya untuk menyokong harga obligasi.

“Apalagi tren permintaan investor terhadap SUN cenderung sepi menjelang pergantian tahun,” jelasnya. Sepertinya aksi tersebut mampu menyokong pasar.

Lihat saja, Kamis (26/11), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,24% dibandingkan hari sebelumnya ke level 106,19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×