Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), pemerintah paling banyak menyerap penawaran dari seri FR0082 dan seri FR0080. Kedua seri menyerap masing-masing Rp 3,85 triliun dari total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yakni Rp 18,5 triliun.
Head of Economic and Research UOB Enrico Tanuwidjaja menilai langkah yang dilakukan oleh pemerintah sudah tepat. Menurut dia dengan banyaknya penyerapan tenor jangka menengah, pemerintah tidak ingin investor hanya mengambil profit taking. “Pemerintah jauh lebih strategis dan cerdas. Sehingga investor tidak hanya taking profit sebentar kemudian mendapat imbal hasil lalu ditinggalkan begitu saja,” kata Enrico kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).
Baca Juga: Investor mengaduk portofolio, rekor penawaran pada lelang SUN diprediksi berakhir
Dengan penyerapan yang lebih besar pada jangka menengah, pemerintah mengharapkan kepada investor terutama investor domestik untuk lebih serius membeli SUN Indonesia. Sehingga perusahaan dengan skema investasi jangka panjang seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, atau manajer investasi tidak semata-mata mengambil keuntungan dari penjualan SUN.
Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, penyerapan pada seri tenor jangka menengah merupakan strategi pemerintah untuk balancing kebutuhan pembiayaan. “Pemerintah pasti melihat mana yang dibutuhkan. Lebih jauhnya untuk perimbangan likuiditas pasar,” kata David.
Baca Juga: Investor memburu SUN tenor pendek dan menengah pada lelang hari ini
Padahal jika mengacu data DJPPR, seri FR0081 menjadi seri yang paling banyak mendapat penawaran masuk mencapai Rp 37,24 triliun. Namun pemerintah lebih banyak menyerap penawaran dari seri FR0082 dengan tenor 10 tahun dan FR0080 dengan tenor 15 tahun.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto turut menambahkan, langkah yang diambil pemerintah akan menunjang likuiditas pasar dalam negeri. “Mereka ingin memperbaiki outstanding di pasar karena akan menunjang likuiditas,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News