Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (20/2). Pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 12 triliun.
Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai permintaan investor akan positif. Salah satunya didorong potensi pemilu satu putaran, berkaca pada hasil quick count. Sehingga, ia menilai investor sudah mulai mengambil posisi.
Baca Juga: Pemerintah Bakal Lelang SBSN Selasa (20/2), Begini Kata Pefindo
"Penawaran yang masuk bisa mendekati Rp 40 triliun, melihat euforia politik yang positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2).
Selain itu, kesempatan mendapatkan yield yang tinggi seiring dengan potensi penurunan suku bunga. Sehingga Fikri menilai, investor akan memburu tenor panjang.
"Penurunan yield mendorong penurunan cost of fund lainnya dan pada saat itu akan diiringi dengan harga obligasi yang tinggi," katanya.
Hal itu juga berkaca pada tahun 2008 dan 2018 saat risiko politik yang tinggi dan adanya resesi global. Fikri bilang, setelah situasi menjadi normal, yield turun lebih cepat dan harga obligasi naik lebih tinggi.
Baca Juga: Target Lelang SBN Kuartal I Rp 240 Triliun
Adapun hingga akhir tahun, ia memproyeksikan yield obligasi 10 tahun Indonesia akan berada di 6,2%. "Jika tidak ada risiko politik dan geopolitik lainnya bisa ke 5,8%," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News