kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Pemerintah Bakal Lelang SBSN, Analis Prediksi Permintaannya Bakal Tinggi


Minggu, 18 Februari 2024 / 20:51 WIB
Pemerintah Bakal Lelang SBSN, Analis Prediksi Permintaannya Bakal Tinggi
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara di dealing room BNI, Selasa (12/8). Pemerintah Bakal Lelang SBSN, Analis Nilai Permintaannya Bakal Tinggi.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kembali melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (20/2). Pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 12 triliun.

Seri SBSN yang akan dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai permintaan investor akan positif. Salah satunya didorong potensi pemilu satu putaran, berkaca pada hasil quick count. Sehingga, ia menilai investor sudah mulai mengambil posisi.

Baca Juga: Pemerintah Bakal Lelang SBSN Selasa (20/2), Begini Kata Pefindo

"Penawaran yang masuk bisa mendekati Rp 40 triliun, melihat euforia politik yang positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2).

Selain itu, kesempatan mendapatkan yield yang tinggi seiring dengan potensi penurunan suku bunga. Sehingga Fikri menilai, investor akan memburu tenor panjang.

"Penurunan yield mendorong penurunan cost of fund lainnya dan pada saat itu akan diiringi dengan harga obligasi yang tinggi," katanya.

Hal itu juga berkaca pada tahun 2008 dan 2018 saat risiko politik yang tinggi dan adanya resesi global. Fikri bilang, setelah situasi menjadi normal, yield turun lebih cepat dan harga obligasi naik lebih tinggi.

Baca Juga: Target Lelang SBN Kuartal I Rp 240 Triliun

Adapun hingga akhir tahun, ia memproyeksikan yield obligasi 10 tahun Indonesia akan berada di 6,2%. "Jika tidak ada risiko politik dan geopolitik lainnya bisa ke 5,8%," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×