kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.961   -146,45   -2,06%
  • KOMPAS100 1.039   -24,80   -2,33%
  • LQ45 816   -17,43   -2,09%
  • ISSI 212   -4,24   -1,96%
  • IDX30 417   -9,71   -2,28%
  • IDXHIDIV20 503   -10,10   -1,97%
  • IDX80 118   -2,73   -2,25%
  • IDXV30 125   -2,34   -1,85%
  • IDXQ30 139   -2,65   -1,87%

Efek Kejut BOJ Mereda, Pasar Obligasi Dikejutkan Hasil Lelang SBSN


Rabu, 13 September 2023 / 10:36 WIB
Efek Kejut BOJ Mereda, Pasar Obligasi Dikejutkan Hasil Lelang SBSN
ILUSTRASI. Efek kejut Bank of Japan (BoJ) di pasar obligasi terlihat mereda.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek kejut Bank of Japan (BoJ) di pasar obligasi terlihat mereda. Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan pasar bergerak lebih tenang pada Selasa (12/9) dalam menyikapi pernyataan Gubernur BoJ Kazuo Ueda tentang rencana mengakhiri kebijakan suku bunga negatif lebih awal. 

Sejumlah analis dan investor berspekulasi BoJ akan mengakhiri kebijakan tersebut di awal tahun depan, tepatnya sebelum The Fed mulai memangkas suku bunga di kuartal II-2024. Akan tetapi, sebagian besar analis masih meragukan hal ini dan memilih untuk mempertahankan proyeksi perubahan kebijakan BOJ mulai 2025 atau setelahnya. 

Di tengah perdebatan ini, pasar obligasi domestik dikejutkan oleh penerbitan suplai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) baru yang lebih tinggi dari target indikatif sebesar Rp 9 triliun. Jumlah penawaran yang masuk dalam lelang SBSN pada Selasa (12/9) naik tajam menjadi Rp 31,3 triliun. 

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 15.360 Per Dolar AS, Rabu (13/9) Pagi

Jumlah tersebut meningkat dari lelang tanggal 29 Agustus 2023 yang sebesar Rp 21,3 triliun dan melampaui prediksi Samuel Sekuritas yang sebesar Rp 16 triliun-Rp 21 triliun. Selain itu, Kementerian Keuangan juga menambah jumlah penerbitan SBSN baru sebesar 50% menjadi Rp 9 triliun dari sebelumnya Rp 6 triliun. 

"Hal ini memicu aksi jual pada tenor panjang, yang tercermin dari kenaikan imbal hasil (yield) 10Y INDOGB sebesar 4 bps menjadi 6,65%," kata Lionel dalam risetnya, Rabu (13/9). 

Sementara itu, indeks ICBI turun 0,2% dan yield 2Y INDOGB turun 2 bps menjadi 6,3%. "Kami melihat kejutan ini mendorong investor berpindah dari tenor panjang ke pendek," ucap Lionel.

Lionel memperkirakan yield 10Y INDOGB masih akan tertekan menuju rentang 6,65%-6,75%. Sementara itu, rupiah kemungkinan bergerak flat di rentang Rp 15.300-Rp 15.400 per dolar AS. Rekomendasi seri obligasi yang menarik dilirik adalah FR0040, FR0056, FR0081, FR0084, FR0086, FR0096, FR0097, dan FR0098.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×