Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) merampungkan proses penerbitan saham baru melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. EXCL menjual 2,14 miliar saham baru dengan nominal Rp 100 per saham, atau sebesar 20% setelah penawaran umum terbatas II dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 3.150 per saham. EXCL mengantongi dana segar Rp 6,73 triliun dari penjualan saham baru. Induk usaha Axiata Investments Sdn Bhd melaksanakan seluruh hak sesuai kepemilikan saham. Axiata mengambil 1,42 miliar unit saham baru EXCL.
Tri Wahyuningih, GM Corporate Communication EXCL, mengatakan, tidak ada saham yang diserap oleh pembeli siaga, yakni Credit Suisse Ltd dan Mandiri Sekuritas. "Semuanya diambil oleh pemegang saham sesuai dengan komposisi saham, sebesar 66,4% diambil Axiata dan 33,6% diserap oleh publik," kata dia kepada KONTAN, Selasa (7/6).
EXCL akan menggunakan seluruh dana rights issue untuk membayar seluruh utang kepada Axiata yang berjumlah US$ 500 juta. Ini adalah pinjaman tahun 2014 untuk akuisisi Axis. Dengan pelunasan utang ini, rasio utang terhadap ekuitas EXCL atau debt to equity ratio (DER) akan menyusut dari 1,8 kali pada 31 Maret 2016 menjadi 0,9 kali.
Selain meraup dana dari rights issue, EXCL juga akan mendapatkan dana hasil penjualan 2.500 unit menara kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo akan melunasi Rp 3,56 triliun pembayaran menara EXCL pada bulan ini.
Sehingga EXCL akan mendapatkan total dana segar Rp 10,29 triliun. Total utang EXCL mencapai Rp 26,95 triliun. EXCL akan mempercepat pembayaran utang sebesar Rp 10 triliun hingga Rp 11 triliun pada tahun ini.
Milka Mutiara, analis Philip Securities, mengatakan, prospek EXCL dengan strategi pengurangan beban utang akan positif. EXCL masih memiliki utang berbunga Rp 22,6 triliun dengan DER 1,58 kali.
"Rights issue dan hasil penjualan menara berpotensi mengurangi DER menjadi 0,86 kali. Posisi EXCL saat ini dari sisi kinerja sudah menunjukkan perbaikan dan berada di posisi kedua di bawah TLKM," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News