kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembatasan kegiatan di Jawa-Bali diterapkan pekan depan, begini dampaknya ke IHSG


Kamis, 07 Januari 2021 / 20:32 WIB
Pembatasan kegiatan di Jawa-Bali diterapkan pekan depan, begini dampaknya ke IHSG
ILUSTRASI. Pembatasan kegiatan di Jawa-Bali untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19, diprediksi tidak berdampak besar ke IHSG.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kasus Covid-19 di beberapa wilayah naik pasca libur Natal dan Tahun Baru. Melihat hal ini, pemerintah akan menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa-Bali pada 11-25 Januari untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Bagaimana dampaknya kebijakan ini ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo melihat, dampak pembatasan kegiatan ke IHSG tidaklah signifikan. Optimisme ini tercermin dari IHSG yang masih bisa rebound  1,45% ke level 6.153,63 pada Kamis (7/1). Penguatan ini terjadi setelah hari sebelumnya IHSG sempat tertekan cukup dalam 1,17% ke level 6.065,68.

Adapun pelemahan IHSG pada Rabu (6/1) akibat sentimen negatif dari pernyataan pembatasan kegiatan di Jawa dan Bali oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang juga menjadi Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca Juga: Saham-saham ini banyak dijual asing saat IHSG menguat, Kamis (7/1)

Penguatan IHSG pada Kamis (7/1), kata Wisnu, menandakan pelaku pasar sudah mencerna dan lebih jeli dalam melihat kabar tersebut. Di sisi lain, pelaku pasar menilai penerapan pembatasan ini bukan sesuatu yang baru dan tidak seketat yang pernah diterapkan di awal masa pandemi.  Oleh karena itu, IHSG masih mampu menguat setelah sempat tertekan.

"Investor asing masih lanjut beli Rp 466,9 miliar. Ini menandakan masih ada optimisme di pasar sehingga mereka melanjutkan pembelian," ungkap Wisnu kepada Kontan.co.id, Kamis (7/1).

Ia melihat pasar masih optimistis tahun ini seiring dengan pendistribusian vaksin Covid-19.

Terkait dengan saham yang terdampak, Wisnu mengamati saham-saham sektor pariwisata, hotel, dan mal cenderung akan tertekan. Oleh karenanya, investor dapat menghindari terlebih dahulu saham-saham di sektor itu.

" Masih banyak saham-saham di sektor lain, ambil contoh tambang, properti, banking. Sektor ini lebih bergairah," imbuhnya.

Ia menyebut, kenaikan harga-harga komoditas menjadi salah satu pengerek saham-saham sektor pertambangan ke depan. Sementara itu, saham-saham properti akan terdorong pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) tahun ini. Adapun untuk saham perbankan akan lebih menarik seiring dengan pulihnya kondisi ekonomi.

Selanjutnya: Setelah naik 1,45%, IHSG berpotensi lanjut menguat pada Jumat (8/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×