Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SURABAYA. Emiten pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) optimistis bisa mencatatkan kinerja yang lebih positif tahun ini. Perseroan membidik laba bersih bisa mencapai Rp 300 miliar.
Target tersebut tumbuh 100% jika dibanding dengan perolehan laba bersih tahun 2015 yang diperkirakan hanya mencapai sekitar Rp 150 miliar.
Deputy President Director ISSP, Tedja Sukmana Hudianto mengatakan, perseroan cukup optimis tahun ini lantaran adanya peluang yang cukup besar di sektor kontruksi dan infrastruktur di tengah upaya pemerintah menggejot pengembangan sektor tersebut.
"Kami masih akan fokus di sektor ini. Kami mau turun gantikan peran beton karena sektor konstruksi dan infrastruktur saat ini sudah mulai beralih ke baja." tuturnya, Jumat (19/2).
Sementara tahun lalu, kinerja perseroan mengalami penurunan seiring dengan perlambatan ekonomi. Kendati penjualan perseroan tahun lalu mencapai Rp 3,58 triliun atau naik 6,41% dari tahun sebelumnya, namun laba bersih perseroan justru anjlok 30% menjadi Rp 150 miliar dari Rp 214,8 miliar di tahun 2014.
Tedja bilang, merosotnya laba bersih perseroan lantaran perusahaan yang terkenal dengan nama Spindo ini terbebani rugi kurs hingga Rp 120 miliar.
Tahun ini, ISSP membidik volume penjualan tumbuh 20% dari tahun 2015 yang tercatat sebesar 372.790 ton. Tedja optimis target dapat tercapai di tengah peluang yang besar di sektor kontruksi dan infrastruktur. Menurutnya, penjualan di sektor otomotif dan sektor furniture juga akan tumbuh jika pangsa pasar perseroan mengami pertumbuhan.
Perseroan akan terus meningkatkan pangsa pasarnya pipa Spindo dari 30% di tahun 2015. Sementara margin EBITDA tahun ini ditargetkan bisa mencapai 16% dari 14% di tahun lalu.
Tedja bilang, kinerja perseroan ke depan juga akan didukung material cost yang terus turun seiring dengan harga baja canai panas atau hot rolled coil (HRC) yang jadi bahan baku utama besi kustom terus turun. Saat ini material cost sudah mencapai 75%, turun dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 90%. Ini akan akan mendorong kenaikan margin perseroan.
Guna mencapai target, ISSP juga akan terus melakukan efisiensi melalui pembangunan gudang dan penggantian mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan kapasitas produksi lebih besar. Dengan kedua langkah tersebut, perseroan bisa mengejar market share meski ekonomi mengalamiperlambatan sehingga margin tetap terjaga.
Tedja menjelaskan, pembangunan gudang merupakan langkah untuk mengelola persediaan (inventory) untuk mengantisipasi jika ada permintaan tiba-tiba dari costumer. Dengan adanya persediaan barang yang cukup digudang perseroan akan bisa melayani permintaan barang dengan cepat.
"Dengan adanya inventory kita akan diuntungkan dengan fluktuasi kurs. Karena kalau saat fluktuasi costumer ingin barang dikirim cepat," jelasnya.
Selain itu, tambah Tedja, kehadiran gudang tersebut juga ditujukan untuk membidik lebih banyak end user sehingga margin yang diperoleh juga lebih besar. ISSP saat ini telah mengoperasikan satu gudang di Jakarta.
Satu gudang yang berlokasi di Bandung akan beroperasi pada Maret mendatang dan satu di Samarinda akan beroperasi tahun ini. Tedja bilang, perseroan juga berencana menambah gudang di Medan, Sulawesi, Makassar, Bitung dan Papua. Namun, untuk tahun ini perseroan akan lebih dulu membangun gudang di Makassar dan Medan.
Perseroan kini telah memiliki enam pabrik. Pabrik pertama, kedua dan ketiga ada di Surabaya dengan kapasitas produksi masing-masing 5.000 ton, 2.000 ton dan 10.100 ton per bulan. Pabrik 1 terletak di lahan seluas 4,5 hektare (ha), unit kedua memiliki luas 3 ha dan luas unit ketiga 3 ha.
Sementara pabrik keempat berlokasi di Pasuruan yang khusus memproduksi pipa-pipa besar untuk kebutuhan sektor minyak dan gas, pipa air,steel pilling pipe dan acsesoris. Pabrik ini terletak di atas lahan 3,5 ha dengan kapasitas produksi 180.000 ton per tahun.
Pabrik kelima terletak di Karawang dengan kapasitas produksi 48.000 ton per tahun dan lebih fokus memproduksi pipa baja untuk keperluan industri otomotif. Pabrik terakhir terletak di Sidoarjo seluas 4,5 ha dengan kapasitas produksi 6.000 ton per bulan dan khusus memproduksi pipa kotak yang banyak digunakan untuk kontruksi.
Kuartal III mendatang, perseroan akan memulai pembangunan pabrik besar di Gresik, Jawa Timur. Setelah pembangunannya rampung, Tedja bilang perseroan akan memindahkan pabrik I, II, III dan IV secara bertahap ke Gresik. " Pasalnya, lokasi pabrik tersebut dekat dengan pelabuhan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News