kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pelemahan rupiah menambah beban emiten


Kamis, 22 Oktober 2015 / 07:51 WIB
Pelemahan rupiah menambah beban emiten


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menjadi bandul pemberat kinerja emiten. Sejak awal tahun ini hingga kemarin, rupiah sudah terpangkas 9,74%. Hal ini bakal menekan kinerja keuangan sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia.

Suria Dharma, Head of Research Buana Capital, menilai pelemahan rupiah otomatis berdampak negatif terhadap emiten yang memiliki utang dalam dollar AS, seperti PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI). Meski demikian, emiten ini sudah melakukan hedging.

Emiten yang sangat tergantung pada bahan baku impor juga ikut terpapar pelemahan rupiah. Kondisi ini dialami emiten farmasi dan emiten sektor pakan ternak dan peternakan. Terpaparnya rupiah juga menekan sektor perbankan.

“Selama nilai tukar rupiah melemah, BI rate sulit turun,” imbuh Suria. Akibatnya, penyaluran kredit perbankan kurang kencang.

Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat, memprediksi pelemahan rupiah otomatis menjadi penghambat performa emiten yang mempunyai utang dalam dollar AS. Pasalnya, beban fluktuasi kurs berpotensi menggerus laba perusahaan.

Namun, kinerja emiten perbankan diprediksikan masih positif pada kuartal III-2015. Emiten seperti PT Astra International Tbk juga terkena pengaruh negatif pelemahan rupiah. Maklum, porsi bahan baku impor untuk pembuatan kendaraan masih tinggi.

Lanjar memandang, investor cukup optimistis terhadap laporan keuangan emiten di kuartal ketiga yang bakal dirilis dalam waktu dekat. Hal ini terlihat dari volume transaksi dari awal Oktober yang menunjukkan peningkatan.

“Terlihat investor cenderung membeli saham ketimbang wait and see atau menjual,” imbuh Lanjar. Cuma Lanjar menilai investor asing belum banyak masuk. Capital inflow sampai pertengahan Oktober senilai Rp 2,2 triliun, masih terbilang kecil.

Optimisme didominasi investor domestik. Suria bilang, optimisme pelaku pasar tecermin dari bergairahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini. IHSG kemarin naik 0,42% ke 4.605,23.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×