kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan kurs memangkas laba emiten, ini di antaranya


Minggu, 03 Mei 2020 / 23:52 WIB
Pelemahan kurs memangkas laba emiten, ini di antaranya
ILUSTRASI. Truk dan bus Scania terbaru dipajang di booth United Tractors saat pameran kendaraan niaga Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020 di Jakarta Convention Center, Jumat (6/3).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten harus menanggung rugi kurs pada kuartal pertama tahun ini. Salah satunya PT United Tractors Tbk (UNTR) yang mengalami kerugian neto nilai tukar dalam mata uang asing sebesar Rp 557,75 miliar atau meningkat sekitar empat kali lipat dari rugi nilai tukar di periode sama tahun lalu sebesar Rp 107,77 miliar.

Selanjutnya ada emiten pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang mencatat kenaikan rugi selisih kurs sebesar 172,34% (yoy) menjadi US$ 63,21 juta di kuartal 1 2020. Hal ini menjadi salah satu pemicu menyusutnya laba bersih sebesar 26,62% menjadi US$ 47,77 juta pada kuartal pertama 2020.

Baca Juga: Kinerja merosot, United Tractors (UNTR) berharap kurs rupiah bisa kembali stabil

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyampaikan, dampak pelemahan nilai tukar rupiah tergantung dari masing-masing emiten, yang jelas emiten yang melakukan impor akan tertekan dan sebaliknya.

Meskipun beberapa sektor terpukul akibat tekanan selisih kurs, ia menjelaskan, biasanya perusahaan sudah mempunyai hedging guna menjaga stabilitas keuntungan atau kerugian akibat kurs. Ia menilai, level aman nilai tukar rupiah pada tahun ini berada pada rentang Rp14.500 hingga Rp 15.500.

“Untuk selisih kurs sendiri biasanya perusahaan juga melakukan investasi pada instrumen investasi yang mempunyai sifat terbalik dengan pergerakan kurs,” ujarnya, Minggu (3/5).

Baca Juga: Rugi kurs naik 172%, laba bersih PGAS menyusut 27% di kuartal I 2020

Ia mengambil contoh UNTR dan PGAS yang mencatat kenaikan rugi kurs. Selain tertekan rugi kurs, Chris memproyeksi kinerja UNTR pada tahun ini berpotensi melemah lantaran harga batubara yang masih dalam tren penurunan. Hal ini menyebabkan penjualan batubara serta alat berat kemungkinan belum bisa bangkit pada 2020.

Sementara untuk PGAS, adanya intervensi Pemerintah untuk memangkas harga gas bakal menekan kinerja dari segi pendapatan. Terlebih, permintaan dari beberapa konsumen juga menurun lantaran beberapa pabrik yang berhenti beroperasi.

Secara jangka pendek, kedua saham ini sudah terkoreksi cukup dalam, makanya ia merekomendasikan pelaku pasar untuk mulai mengakumulasi saham PGAS dengan target harga 1.000 dan buy UNTR dengan target harga 18.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×