kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.367.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.731   21,00   0,13%
  • IDX 8.394   27,62   0,33%
  • KOMPAS100 1.164   4,68   0,40%
  • LQ45 848   5,39   0,64%
  • ISSI 292   0,88   0,30%
  • IDX30 447   4,76   1,08%
  • IDXHIDIV20 514   3,58   0,70%
  • IDX80 131   0,50   0,39%
  • IDXV30 138   0,31   0,23%
  • IDXQ30 141   1,21   0,86%

Pelemahan harga CPO hanya sementara


Selasa, 12 Januari 2016 / 19:49 WIB
Pelemahan harga CPO hanya sementara


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) memiliki peluang menguat di awal tahun ini. Pelemahan harga diprediksi hanya akan berlangsung sementara.

Mengutip Bloomberg, Selasa (12/1) pukul 16.30 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Maret 2016 di Malaysia Derivative Exchange terkikis 0,7% ke level RM 2.379 atau setara US$ 540,54 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

Jika melihat data Malaysia Palm Oil Board (MPOB), cadangan CPO Malaysia bulan Desember lalu turun 9,5% menjadi 2,63 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya. Produksi turun 15,4% menjadi 1,4 juta ton diiringi oleh turunnya ekspor sebesar 1,1% menjadi 1,48 juta ton.

Selanjutnya, pada periode 1 – 10 Januari 2016, ekspor CPO Malaysia meningkat 15,2% menjadi dengan pengiriman yang naik 7,9% menjadi 322.081 metrik ton dibanding periode sama bulan sebelumnya. Ivy Ng, analis CMB memprediksi cadangan CPO Malaysia di akhir Januari 2016 akan turun menjadi 2,5 juta metrik ton. Hal tersebut seharusnya menjadi sentimen positif bagi harga CPO.

Pengamat Komoditas SoeGee Futures, Ibrahim mengatakan, efek penurunan harga minyak mentah membuat CPO kehilangan tenaga meski mendapat dukungan dari turunnya cadangan baik dari Indonesia maupun Malaysia. Apalagi disertai dengan tren penurunan permintaan dari China.

Namun Ibrahim optimistis melemahnya harga CPO hanya akan berlangsung sementara. “Ada potensi CPO meningkat di awal tahun,” paparnya.

Pertama, ada peluang kenaikan permintaan di saat perayaan Imlek bulan Februari 2016. “Kemungkinan China, Jepang, dan India akan melakukan pembelian CPO secara besar – besaran,” lanjut Ibrahim.

Kedua, tren permintaan minyak kedelai di Eropa dan Amerika Serikat (AS) juga cenderung naik pada musim dingin. Ini menyebabkan harga minyak kedelai naik dan akhirnya mengangkat CPO sebagai substitusi.

Untuk jangka panjang, potensi kenaikan permintaan CPO dari India juga semakin besar. India sebagai salah satu konsumen CPO terbesar diprediksi mencatat pertumbuhan ekonomi terbaik di atas negara lainnya menurut Bank Dunia.

Seiring dengan perbaikan ekonomi di India, permintaan CPO diharapkan ikut terangkat sehingga membawa dampak positif pada harga. Ditambah lagi dengan kenaikan permintaan CPO dari program biodiesel pemerintah Indonesia.

Lalu adanya kerjasama Indonesia dan Malaysia dalam mengembangkan industri kelapa sawit juga akan menambah sentimen positif pada pergerakan harga CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×