Reporter: Namira Daufina, Rinaldi Mohamad Azka | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) rontok. Kekhawatiran permintaan dari China bakal tergerus memicu kejatuhan harga minyak sawit. Meski demikian, masih terbuka peluang bertahan apabila produksi dan stok global menyusut akibat efek El Nino.
Mengutip Bloomberg, Kamis (7/1) pukul 16.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Maret 2016 di Malaysia Derivative Exchange terpangkas 1,31% menjadi RM 2.416 atau setara US$ 549,69 per metrik ton. Ini harga termurah dalam dua pekan terakhir.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo menilai, saat ini harga CPO terimbas pasar global. Muncul kekhawatiran permintaan turun, terutama dari China, Negeri ini masih menunjukkan perlambatan ekonomi hingga awal tahun ini.
Padahal, China salah satu konsumen terbesar minyak sawit. Surveyor Societe Generale de Surveillance dalam laporan Desember 2015 mencatat, impor CPO China dari Malaysia turun 44%.
Harga CPO juga terseret jebloknya minyak mentah yang kini US$ 33 per barel. “Komoditas berguguran karena dollar di atas angin. Padahal, diperkirakan ada penyusutan stok dan produksi," papar Wahyu.
Survei Bloomberg memperkirakan, produksi CPO Malaysia per Desember 2015 turun 18% ke 1,36 juta ton, terendah sejak Februari tahun lalu. Stok CPO Malaysia juga diprediksi menyusut 5,2 % jadi 2,76 juta metrik.
The Malaysian Palm Oil Board akan merilis data itu 10 Januari nanti. Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra sependapat, harga minyak sawit terimbas sentimen perlambatan ekonomi China.
"Meski begitu, tren tidak turun, masih konsolidasi," ungkapnya, Kamis (7/1).
Menurut Ariston, efek badai El Nino tahun lalu masih berpotensi menyokong harga CPO. Produksi minyak sawit negara produsen terbesar, Malaysia dan Indonesia berpotensi turun akibat kekeringan lahan.
Dewan Minyak Sawit Indonesia menyebut, produksi CPO Indonesia per Desember 2015 turun 1,9% menjadi 30,9 juta ton. CIMB Investment Bank Bhd memperkirakan, harga CPO tahun ini naik 14%, rata-rata RM 2.450 per metrik ton.
Selain itu, Indonesia menggenjot penggunaan campuran biodiesel pada bahan bakar. Jika program ini lancar, permintaan CPO untuk biodiesel semakin besar. Prediksi Ariston, jangka pendek, masih ada tekanan terhadap harga CPO, tapi terbatas.
Jumat (8/1), harga diperkirakan RM 2.418-RM 2.474 per MT. Wahyu juga menduga, koreksi harga mulai terbatas, bahkan bisa berbalik menguat. Pelemahan ringgit bisa mendorong pasar membeli CPO.
Sepekan ke depan, harga minyak sawit di RM 2.400-RM 2.500 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













