Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menerapkan pelarangan kendaraan pribadi untuk masuk dan keluar wilayah Jabodetabek. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.
Bagi angkutan darat, pelarangan ini berlaku hingga 31 Mei 2020, angkutan kereta api sampai dengan 15 Juni 2020, angkutan laut hingga 8 Juni 2020, dan angkutan udara sampai dengan 1 Juni 2020.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, dalam jangka pendek aturan ini berpotensi untuk menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Adanya pelarangan ini menimbulkan potensi memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: IHSG diprediksi masih tidak bertenaga bulan depan, ini rekomendasi analis
Di sisi lain, jika aturan pelarangan ini terbukti berhasil memperlambat pertumbuhan penyebaran Covid-19, maka akan berdampak positif bagi pasar. “Namun, jika hal ini terbukti berhasil memperlambat pertumbuhan Covid-19 bahkan menyelesaikan persebaran Covid-19, maka akan berdampak lebih baik,” kata Hendriko kepada Kontan.co.id, Minggu (26/4).
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menilai, pelarangan operasional moda transportasi ini tidak akan terlalu berdampak pada pasar modal dalam negeri.
Sebaliknya, jika aturan tersebut berhasil diterapkan, maka akan berdampak positif pada IHSG. Pasalnya, keberhasilan pemerintah untuk meredam pandemi Covid-19 menjadi hal yang dinantikan pelaku pasar.
Baca Juga: IHSG peringkat kelima di ASEAN, target penurunan terdekat bisa menyentuh 3.800
Hendriko menilai, jika melihat tren saat ini ada kemungkinan IHSG akan terkoreksi kembali di kisaran 4.000-4.300 pada akhir bulan Mei 2020. Pelemahan ini pun membuat banyak saham menjadi murah. Untuk itu, Hendriko menyarankan bagi para investor agar bisa melakukan cicil beli secara bertahap saham-saham yang memiliki fundamental baik dan harga murah.
Sedangkan untuk para traders bisa mengambil sikap wait and see terlebih dahulu, atau bisa juga mencari saham-saham yang pergerakannya berlawanan arah atau tidak senada dengan IHSG.
Untuk diketahui, sejak awal tahun hingga Jumat (24/4) atau secara year-to-date (ytd), IHSG turun 28,63%. Namun, sejak sebulan perdagangan IHSG sudah berada di zona hijau dan naik 3,62%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News