Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengawali pekan ini dengan lesu setelah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (22/6). Merujuk Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp 14.150 per dolar, melemah 0,35% dibandingkan akhir pekan lalu yang ada di Rp 14.100 per dolar AS.
Rupiah justru berbeda nasib di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini tercatat menguat 0,23% ke level Rp 14.209 per dolar AS.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menyebut pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh permintaan dolar AS sebagai aset nilai lindung semakin tinggi. Dengan demikian aset berisiko seperti rupiah melemah.
Baca Juga: Rupiah ditutup melemah 0,35% ke Rp 14.150 per dolar AS pada hari ini (22/6)
Alwi menilai rupiah pada perdagangan besok, Selasa (23/6) juga masih berpotensi tertekan. Pasalnya, sejauh ini Alwi belum melihat adanya sentimen baru yang bisa mengangkat pergerakan rupiah secara signifikan.
“Data-data ekonomi di pasar global juga belum banyak yang signifikan. Sementara dari dalam negeri, kekhawatiran akan terus bertambahnya kasus positif virus corona di Indonesia juga turut memicu pelemahan rupiah,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (22/6).
Namun, Alwi memperkirakan rupiah akan bergerak cenderung flat pada perdagangan Selasa. Pasalnya, pergerakan indeks future Amerika Dow Jones mulai pulih sehingga berpeluang mendorong aset berisiko kembali dilirik.
“Indikasi tersebut bisa menjadi pendorong penguatan rupiah besok. Walaupun saya melihatnya rupiah cenderung bergerak flat dalam kisaran terbatas, di kisaran Rp 13.990 - Rp 14.200 per dolar AS,” pungkas Alwi.
Sementara Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, rupiah masih cenderung akan tertekan. Pasalnya, pemangkasan suku bunga acuan BI pada pekan lalu justru cenderung membebani kinerja rupiah.
Baca Juga: Selepas tengah hari, rupiah melemah 0,35% ke level Rp 14.150 per dolar AS
“Pelaku pasar global masih cenderung waspada dan wait and see terkait perkembangan gelombang kedua virus corona di berbagai negara seperti AS, Jerman dan Australia. Selain itu peningkatan kasus virus corona di dalam negeri juga membebani kinerja rupiah,” kata Josua.
Josua memproyeksikan rupiah akan cenderung melemah dan berada di rentang Rp 14.100 - Rp 14.250 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News