kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pelajaran IPO BUMN dari Pertamina Geothermal Energy (PGEO)


Sabtu, 25 Februari 2023 / 13:15 WIB
Pelajaran IPO BUMN dari Pertamina Geothermal Energy (PGEO)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Initial public offering (IPO) terbesar di awal 2023 ini justru seret. Debut perdana perdagangan saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) antiklimaks.

Alih-alih menguat, saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini malah ditutup di level harga IPO Rp 875 per saham. Pada awal perdagangan perdana, Jumat (24/2), harga saham PGEO sempat naik 5,71% ke level Rp 925 per saham. Tak berlangsung lama, saham PGEO kemudian melemah hingga auto rejection bawah (ARB) 6,8% ke level 815 per saham sebelum akhirnya kembali rebound ke level IPO.

Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat mencermati, dalam beberapa tahun ini, saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usahanya yang melakukan IPO memang kurang berkinerja baik. Kalaupun memang tidak langsung jeblok di hari pertama, pada akhirnya saham-saham pelat merah ini menukik di bawah harga perdananya.

Contohnya, saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang saat ini berada di level Rp 700. Harga ini berada di bawah level IPO MTEL di harga Rp 770. Sejak awal tahun alias secara year-to-date (YtD), saham perusahaan telekomunikasi ini melemah 12,50%.

Baca Juga: Sempat Jeblok Hingga ARB, Harga Saham Pertamina Geothermal (PGEO) Ditutup Stagnan

Bahkan ada saham anak BUMN yang mengalami penurunan yang cukup dalam, salah satunya seperti PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) yang merupakan anak usaha Pertamina. Pada saat IPO, TUGU memasang harga Rp 3.850 per saham. Per Jumat (24/2), saham TUGU sudah berada di level Rp 1.995 per saham.

Teguh mengamati, pelemahan saham-saham ini terjadi ketika IHSG cenderung stabil.  “Kalau misal IHSG turun dan saham-saham ini turun maka wajar. Ini tidak, mereka turun sendiri. Malah bisa jadi penurunan saham-saham ini yang bikin IHSG turun karena jumlahnya cukup banyak,” kata Teguh kepada Kontan.co.id, Jumat (24/2).

Di sisi lain, ketika perusahaan melakukan IPO, terlepas dari dari prospeknya bagus atau tidak, valuasinya biasanya akan tinggi (premium). Ini akan membuat pasar akan melakukan penyesuaian sehingga saham-saham IPO akan melemah, meskipun sahamnya memiliki fundamental bagus.

Baca Juga: IPO Pertamina Geothermal (PGEO) Oversubscribed 3,81 Kali

 

Terawang dia, IPO yang dilakukan oleh BUMN dan anak usahanya ke depan berpotensi akan bernasib serupa dengan saham-saham BUMN yang terkoreksi. “Meskipun kata Wakil Menteri BUMN mau ada IPO-IPO lagi, saya justru khawatir dengan IHSG karena saham-saham ini akan turun dan memberatkan IHSG,” sambung dia.

Secara umum, Teguh menilai saham-saham debutan IPO saat ini memiliki kualitas yang kurang bagus. Bukan hanya perusahaan pelat merah, perusahaan swasta pun umumnya akan menurun setelah melakukan IPO.

“Ada penurunan kualitas (emiten IPO) dibandingkan dulu, karena dahulu yang IPO adalah perusahaan yang bagus-bagus,” tutup Teguh.

Baca Juga: Pertamina Hulu Energi Resmi Mengelola Dua WK Migas Yakni Bunga dan Peri Mahakam

PGEO resmi mencatatkan sahamnya hari ini (24/2), dan menetapkan harga IPO di harga Rp 875 per saham. Ini merupakan rentang tengah dari harga book building yang dipasang PGEO berada di Rp 820-Rp 945.

Dalam hajatan IPO, PGEO melepas sebanyak 10,35 miliar saham yang mewakili sebesar 25% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Sehingga, perusahaan pelat merah ini meraup dana segar hingga Rp 9,05 triliun dari aksi korporasi tersebut.

Dalam penawaran umum perdana saham, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGEO juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.

Baca Juga: Bisnis Masih Cuan, Prospek Saham IPO Menawan

Sejumlah investor domestik dan multinasional yang turut berpartisipasi dalam IPO PGEO antara lain Indonesia Investment Authority (INA) dan Masdar, perusahaan energi hijau yang berkantor pusat di United Arab Emirates (UAE).

Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana tidak merinci berapa porsi dari investor asing tersebut. “Yang asing banyak, yang lokal juga banyak. Yang terpenting bagaimana investor yang berkualitas masuk dan menjadi investor PGEO,” kata Oki saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jumat (24/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×