Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) akan segera bertransformasi menjadi perusahaan terbuka dengan melakukan initial public offering (IPO). Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini memulai periode bookbuilding mulai hari ini, Rabu (1/2) hingga Kamis (9/2).
Rentang harga book building yang dipasang PGEO berada di Rp 820 - Rp 945. Dalam aksi korporasi ini, PGEO akan melepas sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 25,00% dari modal ditempatkan dan disetor IPO.
Sehingga, perusahaan pelat merah tersebut berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 9,78 triliun. Ini merupakan IPO terjumbo sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Bos Mandiri Sekuritas: Bakal Ada Investor Asing Masuk IPO Pertamina Geothermal Energy
Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono melihat, secara besaran nilai, IPO yang dilakukan oleh PGEO ini bisa mengundang investor institusi untuk masuk dan ambil bagian.
“Ini market cap-nya kan besar. institusi bisa masuk karena likuiditasnya ada,” kata Agus.
Dari sisi sektor, ini Agus menilai PGEO berkecimpung di sektor yang atraktif. Geothermal bisa dilihat sebagai green energy, yang kemungkinan masih bisa menarik minat investor. Tetapi tergantung juga ke dua hal, yakni kondisi pasar dan valuasi.
Baca Juga: Anak Usaha Pertamina IPO, Berpotensi Raih Dana Segar Hingga Rp 9,78 Triliun
Agus menilai, dengan situasi pasar yang tertekan di awal tahun, investor akan cenderung wait and see. Kondisi ini akan mengurangi agresifitas investor untuk masuk ke saham IPO.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun sampai dengan 31 Januari 2023, terdapat 10 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI dan terdapat 39 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 48,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News