Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Sebagian besar mata uang Asia menguat pada pekan ini. Hal itu dapat dilihat dari Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang mencatatkan kenaikan 0,3% pada pekan ini ke level 115,52 per pukul 11.08 waktu Hong Kong. Ini merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak periode mingguan yang berakhir 3 Agustus lalu.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, sepanjang pekan ini, ringgit menguat 1,1% menjadi 3,0976 per dollar, baht Thailand menguat 0,9% menjadi 31,22, peso Filipina menguat 0,6% menjadi 42,155, dan rupe India menguat 0,9% menjadi 55,255.
Di negara Asia lainnya, rupiah Indonesia juga perkasa 0,2% menjadi 9.510, dollar Taiwan menguat 0,2% menjadi NT$ 29,995, dollar Singapura menguat 0,3% menjadi S$ 1,2483, dan won Korea Selatan menguat 0,1% menjadi 1.132,77 pada periode yang sama. Sedangkan dong Vietnam melemah 0,5% menjadi 20.940.
Penguatan mata uang di kawasan regional tergiring sentimen penggelontoran stimulus oleh bank sentral AS dan Eropa untuk menggairahkan kembali perekonomian. Hal ini yang lantas memicu aliran dana asing ke emerging market.
"Ada sejumlah sinyal positif dari Yunani dan the Fed bilang akan melakukan pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat. Hal ini yang menyokong pergerakan mata uang Asia," jelas Choong Yin Pheng, senior manager for fixed income and economic research Hong Leong Bank Bhd di Kuala Lumpur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News