kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pekan ini, indeks masih volatile


Minggu, 26 Mei 2013 / 13:48 WIB
Pekan ini, indeks masih volatile
ILUSTRASI. Flash Sale Tokopedia s.d 17 Des 2021, Bayar Tagihan Ada Cashback Hingga 100%


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Penurunan outlook yang dirilis Standard & Poors (S&P) dan peringatan yang dikeluarkan oleh Moody's menjadi sentimen negatif yang sepertinya akan menjerumuskan indeks bursa pekan ini. Selain itu ancaman inflasi pada awalnya yang membayangi pergerakan indeks juga semakin menekan Indeks Harga Saham Gabungan.

Namun menurut analis dari First Asia Capital David Nathanael Sutyanto, kenyataannya mungkin bisa berkata lain. Sebab, IHSG terus mencetak rekor hingga menembus level 5.251. Pada penutupan minggu lalu IHSG ditutup pada posisi 5.155. Perbandingan pada awal Mei di posisi 5.034, IHSG telah menguat 121 poin yang setara dengan 2,45%. Selain itu asing sendiri telah membukukan net sell sebanyak Rp 3,4 triliun sepanjang Mei.

Lantas, dengan waktu tersisa satu pekan lagi, apakah indeks dapat terus mendaki atau mengalami pelemahan seperti Mei 2011? Ketika IHSG ditutup di posisi yang sama seperti awal bulan? Menurut David, melihat adanya panic selling pada Kamis (23/5) kemarin, para pelaku pasar mungkin tersadar bahwa rapuhnya pergerakan indeks terhadap berita negatif.

Sebab, data manufaktur China yang kontraksi (hanya 49,6 dari prediksi 50,5) memang mengecewakan. "Namun respon pasar menurut saya rasa sangat berlebihan. Data-data ekonomi di AS masih tumbuh positif. Itu sebabnya pada Jumat (24/5) kemarin pasar kembali rebound," kata David, Minggu (26/5).

David melanjutkan, pasar sudah menjadi sangat sensitif terhadap isu negatif. Oleh karena itu untuk pergerakan pekan depan IHSG menjadi sangat sensitif. Potensi untuk terkoreksi cukup besar karena secara teknikal indikator MACD sudah melemah dan RSI sedang memasuki area overbought. Namun sektor properti baru saja mendapat kabar baik.

Moody's menyatakan para pengembang Indonesia, khususnya yang mengembangkan properti di Jabodetabek akan mendapatkan keuntungan besar dalam 12-18 bulan ke depan, menyusul besarnya permintaan di seluruh segmen properti. Oleh karena itu sektor properti diharapkan masih dapat bergerak naik di akhir Mei ini.

Dengan data tersebut, David memperkirakan IHSG pekan depan masih akan volatil. Sentimen positif bagi sektor properti Indonesia dapat menjadi katalis positif bagi indeks. Namun secara teknikal IHSG sudah cukup rawan untuk terkoreksi. "Saran saya untuk minggu depan, akumulasi saham-saham dengan kinerja dan fundamental bagus. Sektor properti juga sangat menarik untuk dilirik," ungkap David.

Sementara analis dari Trust Securities Reza Priyambada mengungkapkan bahwa tingginya posisi IHSG akan sangat rawan terkoreksi, bila terdapat sentimen negatif yang datang. Itulah yang terefleksi pada pergerakan sepanjang pekan kemarin. "Setelah mencapai level yang kami rasa sebagai new high record pada pekan sebelumnya, tampaknya IHSG masih penasaran dengan penembusan tersebut hingga kembali mencoba untuk memperbarui posisi new high record pada pekan kemarin. Tetapi, oleh karena ada sentimen negatif beruntun dari Jepang, China, dan AS membuat IHSG akhirnya tersungkur hingga di bawah level 5.100," ujar Reza.

Kondusifnya bursa saham Asia yang dimotori HSI yang naik pasca libur memberikan tambahan amunisi bagi IHSG dan dimanfaatkan untuk mengakumulasi saham lebih banyak hingga mampu antarkan IHSG tembus kembali new high record setelah tercapai di akhir pekan sebelumnya. Kondisi mulai berubah ketika laju bursa saham AS sempat gagal bertahan di zona hijau sehingga membuat pelaku pasar di bursa saham Asia kurang bersemangat dan berimbas negatif pada IHSG.

IHSG selama sepekan mengalami kenaikan +9,41 poin atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang naik +39,75 poin atau 0,78%. Tetapi, untuk indeks Lq45 dan IDX30 mengalami pelemahan masing-masing -0,04% dan -0,19%. Di sisi lain, indeks sektoral bergerak variatif dimana hanya 2 sektor yang melemah yaitu indeks pertambangan dan keuangan yang masing-masing turun -4,80% dan -0,78%. Sementara penguatan terjadi pada indeks perkebunan (5,66%) yang memimpin kenaikan dan diikuti indeks aneka industri (2,01%) dan indeks properti (1,91%).

Diperkirakan pekan depan, IHSG akan berada pada rentang support di level 5.065-5.097 dan resistance di level
5.232-5.263. IHSG diperkirakan membentuk pola menyerupai seperti doji star di bawah upper bollinger bands. "Konfirmasi penguatan signifikan hanya bisa terjadi bisa didukung dengan rilis data-data yang positif. Bila tidak, maka IHSG akan kembali rawan terkoreksi. Pelaku pasar pun akan memanfaatkan setiap kenaikan untuk profit taking setelah kemungkinan trauma dengan penurunan tajam yang sempat terjadi," kata Reza.

Untuk itu, lanjut Reza, pelaku pasar harus tetap selalu mewaspadai potensi pembalikan arah (jika ada). Cermati sektor perkebunan, industri dasar, aneka industri, perdagangan, dan properti. Untuk saham-saham yang dapat diperhatikan, Reza merekomendasikan antara lain saham AALI, BWPT, SIMP, SMGR, SMCB, ASII, ARNA, KBLI, SCCO, AKRA, RALS, ACES, MAPI, ADHI, DGIK, ASRI dan juga CTRS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×