Reporter: Riska Rahman | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah berhasil menyentuh rekor di akhir tahun lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya terkoreksi di pekan pertama tahun 2018 ini. Namun, koreksi tersebut hanya bertahan di dua hari pertama 2018, setelah itu indeks kembali berhasil ditutup menguat di akhir pekan ini.
Pada Jumat (5/1), IHSG berhasil ditutup menguat 61,42 poin atau 0,98% ke level 6.353,74. Selama sepekan, indeks saham mencatatkan pelemahan tipis sebesar 0,03% dibanding sepekan sebelumnya.
Analis Binaartha Parama Sekuritas M. Nafan Aji menilai, pelemahan IHSG yang sempat terjadi di awal pekan disebabkan oleh aksi window dressing yang mulai mereda. "Namun, masih ada katalis positif dari keadaan makro ekonomi dalam negeri, penyerapan APBN 2017 yang baik, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), dan menguatnya harga komoditas dunia," ujarnya, Jumat (5/1).
Di sisi lain, Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih melihat, koreksi yang terjadi di awal pekan disebabkan oleh banyaknya investor yang menarik dananya dari pasar saham untuk ikut lelang Surat Utang Negara (SUN) perdana tahun ini.
Meski dana yang masuk pada lelang ini mencapai Rp 86,2 triliun, pemerintah hanya menyerap dana sebesar Rp 25,5 triliun. "Hal ini membuat sebagian dana yang tidak terserap tersebut kembali lagi ke pasar saham sehingga berhasil membuat indeks saham kembali menguat," papar Alfatih.
Pekan depan, Alfatih memandang IHSG akan lebih banyak digerakkan oleh sentimen global. Pasalnya, data ekonomi dalam negeri masih cenderung minim sehingga belum mampu menggerakkan IHSG selama sepekan nanti. Selain itu, tingginya kenaikan yang telah dialami IHSG membuat aksi jual masih akan terus mewarnai pergerakan IHSG di pekan depan.
Akibatnya, indeks saham akan memiliki pergerakan yang cenderung terbatas selama sepekan ke depan. Ia memperkirakan, IHSG akan bergerak di rentang 6.200-6.400 untuk pekan depan.
Sementara itu, Nafan melihat penyerapan APBN masih bisa jadi sentimen bagi laju IHSG. Data neraca perdagangan pun berpotensi memberikan sentimen positif. Namun, waspada terhadap sentimen eksternal karena data ekonomi dari Tiongkok dan AS bisa mempengaruhi stabilitas harga komoditas dunia.
Nafan memprediksi IHSG masih memiliki peluang penguatan di pekan depan. Menurutnya, pergerakan IHSG akan berkisar di angka 6.210-6.450.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News