Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Tekad PT Garuda Indonesia (Persero) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin bulat. Maskapai penerbangan pelat merah ini berencana menggelar penawaran umum saham perdana (IPO) pada paruh kedua tahun ini.
Dari aksi korporasi tersebut, Garuda mengincar perolehan dana sekitar US$ 250 juta hingga US$ 300 juta. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk membiayai ekspansi usaha. Antara lain, membeli pesawat baru.
Meski hajatan ini dilangsungkan setelah pertengahan tahun, Garuda akan segera menunjuk penjamin emisi IPO. "Kami akan menunjuknya pada pekan depan," kata Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Belum dapat dipastikan porsi saham yang akan dilepas ke publik. Tapi, Emirsyah pernah mengatakan, perusahaan akan menjual maksimal 40% saham.
Duit hasil IPO bisa dipakai untuk membiayai rencana Garuda. Yaitu, membeli 23 pesawat Boeing 737 tahun ini. Sampai 2014, mereka menargetkan bisa memiliki hingga 90 pesawat sejenis. Selain untuk menambah pesawat, Garuda juga akan menggunakan dana hasil IPO untuk mengonversi utangnya kepada Bank Mandiri. Nilai utang tersebut sebesar US$ 100 juta, yang akan dieksekusi pada saat Garuda menggelar penjualan saham perdana.
Kepala Riset Recapital Securities, Poltak Hotradero, berpendapat, perusahaan sekelas Garuda pasti mudah mencari penjamin emisi. Mereka mungkin akan menunjuk tiga underwriter IPO. Dua diantaranya adalah perusahaan sekuritas BUMN. "Danareksa, Bahana dan Mandiri berpeluang besar menjadi underwriter Garuda," kata Poltak. Satu penjamin emisi lagi kemungkinan adalah perusahaan sekuritas asing. "Sekuritas asing untuk pasar luar negeri," imbuhnya.
Mandiri Sekuritas telah mengajukan diri menjadi underwriter IPO Garuda. "Dalam bulan ini akan diketahui siapa yang akan terpilih," kata Kartika Wirjoatmodjo, Managing Director Mandiri Sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News