Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketertarikan institusi terhadap aset kripto terus meningkat. Beberapa perusahaan menganggarkan sebagian asetnya dalam bitcoin.
Salah satunya PayPal, yang mengumumkan masyarakat Amerika Serikat dapat menggunakan PayPak untuk membeli dan menjual aset kripto. Selain itu, perusahaan besar seperti Tesla juga mengumumkan pembelian bitcoin senilai US$ 1,5 miliar.
Perusahaan keuangan Morgan Stanley juga mulai menawarkan dana bitcoin kepada nasabah prioritas. Morgan Stanley adalah bank besar pertama di AS yang melakukan hal tersebut.
Tapi menurut Regional Head of FX Research Maybank Group Saktiandi Supaat, meningkatnya ketertarikan institusi kepada aset kripto sebagai kelas aset baru dapat menyebabkan pergerakan aset kripto menjadi lebih rumit. "Kekhawatiran Elon Musk atas dampak bitcoin pada perubahan iklim juga kemungkinan merupakan salah satu pendorong berita yang berkontribusi pada kemerosotan cryptocurrency Mei 2021," kata Supaat dalam bincang ASEAN New Finance: Crypto Opportunities & Hurdles, Kamis (15/7).
Menengok ke belakang, pada Mei lalu, harga bitcoin merosot dari sebelumnya di kisaran US$ 58.000 per BTC ke kisaran US$ 34.000.
Maybank menilai, faktor environmental, social, dan governance (ESG) akan menjadi salah satu hal yang mempengaruhi pasar kripto serta para pelakunya, baik pengembang blockhain, penambang, hingga investor kripto.
Ini sudah terlihat dari beberapa aktivitas di industri kripto. Pertambangan bitcoin juga mulai berinvestasi dalam proyek energi terbarukan untuk mendorong pengurangan emisi karbon akibat pertambangan bitcoin.
Co-founder Cryptowatch Christopher Tahir juga mendukung tata kelola hijau karena akan menjaga iklim investasi jangka panjang, baik itu di Indonesia maupun di pasar global. "Menurut saya ada baiknya ini diterapkan sekarang, mengingat ini adalah investasi jangka panjang, " kata Christoper kepada Kontan, Kamis (15/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News