Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tidak stabilnya kondisi industri membuat sejumlah perusahaan kesulitan mendongkrak kinerja. Hal ini berimbas pada rating dan prospek perusahaan merosot.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat, sepanjang tahun lalu ada delapan perusahaan yang mengalami penurunan peringkat.
Vonny Widjaja, Direktur Pefindo mengatakan, perusahaan-perusahaan itu antara lain, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Intraco Penta Tbk (INTA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT BW plantation Tbk (BWPT).
Ada beberapa faktor secara umum yang menjadi penyebab diturunkannya rating. "Melemahnya profil bisnis perusahaan, penurunan harga komoditas, dan kualitas aset memburuk," ujar Vonny.
Selain itu, sejumlah perusahaan tersebut memiliki leverage keuangan yang meningkat. Serta proteksi arus kas yang melemah.
Pefindo menurunkan rating perusahaan dan obligasi atas ELTY dari B ke CCC dengan prospek negatif. Hal ini lantaran adanya kekhawatiran kemampuan likuiditas perseroan. Khususnya dalam menyelesaikan utang obligasi rupiah senilai Rp 280 miliar.
Kemudian, rating INTA yang diturunkan dari A menjadi A-. Penyebabnya adalah peningkatan utang tambahan yang lebih tinggi dari espektasi. Sementara, perseroan dinilai tidak memilili kas yang cukup seiring dengan melandainya pendapatan.
Sedangkan rating ANTM dan BWPT masing-masing turun dari AA ke AA- dan dari A- ke BBB. Merosotnya rating ANTM akibat melemahnya harga nikel. Sedangkan BWPT disebabkan kekhawatiran kondisi kas akibat melejitnya utang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News