Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) menutup kuartal I 2013 dengan kenaikan. Kemarin (29/3), harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Mei ditutup dengan lonjakan 0,7% atau 65 sen menjadi US$ 97,23 per barel di New Yok Mercantile Exchange. Ini merupakan level tertinggi sejak 14 Februari lalu.
Jika dihitung secara mingguan, lonjakan harga minyak mencapai 3,8% dan merupakan kenaikan mingguan untuk kali ke empat secara berturut-turut. Kondisi itu mengantarkan harga minyak melaju 5,9% di sepanjang kuartal yang berakhir Maret 2013 ini.
Ada beberapa sebab yang mendorong kenaikan harga minyak. Salah satu yang utama adalah percepatan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dibanding prediksi semula pada kuartal IV 2012 lalu.
"Tingkat PDB lebih baik ketimbang estimasi semula. Nah, perekonomian yang kuat pertanda bullish untuk harga minyak.
Sepertinya spread WTI dan Brent akan terus terkontraksi," jelas Michael Lynch, president of Strategic Energy & Economic Research di Massachussetts.
Hal senada diungkapkan oleh Kyle Cooper, director of commodities research IAF Advisors di Houston. "Tingkat PDB lebih baik dari sebelumnya. Spread antara WTI dan Brent masih memiliki ruang untuk terkontraksi. Bahkan ada kemungkinan spread di antara keduanya akan di bawah US$ 5 dalam 12-24 bulan ke depan," jelas Cooper.
Sekadar informasi, harga kontrak minyak Brent untuk pengantaran Mei naik 33 sen atau 0,3% dan mengakhiri sesi pada posisi US$ 110,02 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Itu artinya, sepanjang pekan ini harga minyak Brent sudah naik 2,2% dan turun 1,2% pada Maret. Sedangkan di sepanjang kuartal I 2013, harga minyak Brent turun 1%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News