Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga minyak kian tergerus. Kesepakatan nuklir Iran menguatkan peluang negara tersebut menambah pasokan minyak dunia.
Mengutip Bloomberg, Senin (13/7) pukul 15.29 WIB, minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2015 anjlok 1,99% ketimbang hari sebelumnya menjadi US$ 51,69 per barel. Sepekan, harga minyak menyusut 1,59%.
Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures menjelaskan, ada beberapa faktor yang menekan harga minyak. Pertama, kesepakatan nuklir Iran yang dapat mencabut sanksi ekspor minyak negara tersebut.
Pada Minggu (12/7), Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS), John Kerry menyampaikan bahwa ia mengalami pertemuan yang baik dengan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif terkait kesepakatan nuklir.
Jika sanksi ekspor minyak telah dicabut, Iran berencana menggenjot ekspor minyak hingga 50%. Bahkan, Iran memohon kepada Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memuluskan jalannya memompa minyak 4 juta barel per hari. Menurut data Bloomberg, saat ini Iran memproduksi 2,85 juta barel minyak per hari di bulan Juni 2015. “Hal ini berpotensi menambah pasokan minyak global,” tuturnya.
Kedua, Amerika Serikat akan menambah 5 unit pengeboran aktif lagi menjadi 645 unit. Padahal, stok minyak mentah AS per 3 Juli 2015 telah menggemuk hingga 465,8 juta barel. Menurut Energy Infromation Administration (EIA), angka tersebut lebih tinggi 90 juta barel ketimbang rata-rata dalam kurun lima tahun terakhir. “Saat ini, pasar tidak bisa menyerap pasokan minyak yang sudah berlimpah,” jelasnya.
Ketiga, OPEC telah memompa 32,1 juta barel minyak per hari di bulan Juni 2015, level tertinggi sejak Agustus 2012. Melubernya stok menjadi sentimen negatif bagi harga minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News