kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan berkurang, harga CPO tetap sulit menguat tajam


Rabu, 15 April 2020 / 20:53 WIB
Pasokan berkurang, harga CPO tetap sulit menguat tajam
ILUSTRASI. Harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 terpantau menguat 0,39% ke level RM 2.259 per metrik ton.


Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) hanya bergerak tipis. Berdasarkan data Bursa Malaysia pada Rabu (15/4) pukul 18.50 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 terpantau menguat 0,39% ke level RM 2.259 per metrik ton.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, penguatan harga CPO saat ini cenderung terbatas. Pasalnya, penyebaran virus corona yang berpotensi mengancam terjadinya resesi global masih membayangi pergerakan harga CPO. “Itu menyebabkan sulit untuk mengharapkan akan kenaikan harga yang signifikan,” kata Wahyu.

Karena ada pekerja yang terinfeksi virus corona, Sabah yang merupakan negara bagian Malaysia pun telah menutup operasi produksi kelapa sawit di enam wilayah sejak Rabu pekan lalu (8/4) hingga Selasa (14/4). Sebagai informasi, Sabah merupakan produsen penghasil kelapa sawit di Malaysia yang berkontribusi menghasilkan 25% dari total produksi.

Baca Juga: India kembali buka keran impor CPO, tapi dengan persyaratan...

Pengurangan produksi kelapa sawit ini belum tentu mampu mengangkat harga CPO lebih tinggi. Karena isolasi wilayah yang dilakukan berbagai negara sebagai pencegahan virus corona akan menyebabkan permintaan CPO juga terbatas.

Senada, Analis PT Finnex Berjangka Nanang Wahyudin juga mengatakan penguatan harga CPO yang sempat terjadi pada pagi hari hanya bersifat sementara. Sebab, penguatan yang terjadi tidak dibarengi dengan fundamental yang kuat. “Sentimen utama masih dibayangi virus corona yang memicu keseimbangan pasokan dan permintaan menjadi terganggu,” tambah Nanang.

Di samping itu, Wahyu bilang tertahannya harga CPO seiring dengan menurunnya harga minyak dunia saat ini. Meski telah ada perjanjian pemangkasan produksi, kelebihan pasokan masih menjadi masalah yang dihadapi oleh minyak dunia sehingga menyebabkan harga kembali turun.

Baca Juga: Hadapi tekanan harga dan corona, perusahaan migas ramai-ramai revisi rencana kerja

Meski susah naik, peluang harga CPO untuk turun dari level RM 2.000 per ton akan sulit. Pasalnya, pelaku pasar akan menjaga harga CPO agar tidak terlampau murah. Wahyu mengungkapkan adanya penyesuaian pasokan oleh produsen akan membuat harga CPO relatif tertahan.

Ke depan, Nanang melihat harga CPO masih akan sulit untuk naik. Bulan Ramadan yang berpeluang untuk mendongkrak permintaan masyarakat akan minyak kelapa sawit cenderung sia-sia. Sebab, daya beli masyarakat terlanjur turun. “Kemungkinan harga CPO ke depan masih akan tertahan,” kata Nanang.

Berkaca dari kondisi tersebut, Nanang memperkirakan harga CPO di kuartal II akan berada di rentang RM 2.000 per metrik ton–RM 2.500 per metrik ton. Sedangkan, Wahyu memperkirakan harga CPO di kuartal II akan berada di rentang RM 2.000 per metrik ton–RM 2.600 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×