Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BANGKOK. Pelaksanaan pemilihan umum di Thailand tanpa ada kerusuhan (chaos) mendongkrak performa pasar finansial Negeri Gajah Putih.
Lihat saja, pada transaksi awal pekan ini (3/2), baht Thailand mencatatkan penguatan terbesar dalam tiga pekan terakhir. Mengutip data yang dihimpun Bloomberg, per pukul 17.00 waktu Bangkok, baht menguat 0,2% menjadi 32,945 per dollar AS. Padahal, di sepanjang pekan lalu, baht mencatatkan pelemahan setiap harinya sehingga keok 0,6% dalam lima hari.
Tidak hanya mata uang Thailand, kenaikan juga terjadi di pasar saham. Pada hari ini, SET Index ditutup dengan lompatan 1,5% menjadi 1.292,81. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 16 Januari lalu.
Sekadar informasi, proses pemilihan umum di Thailand ditutup pada pukul 15.00 waktu setempat. Kondisi terbilang terkendali tanpa adanya kekerasan yang terjadi. Terkait hal itu, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra pun mengungkapkan kegembiraannya.
Dia telah mengerahkan sekitar 10.000 polisi di Bangkok dan menetapkan status darurat di negara tersebut untuk menghindari kembali kekacauan yang terjadi di wilayah Selatan dan di ibukota negara pada 26 Januari lalu.
Sejak aksi demonstrasi dilakukan pada 31 Oktober lalu, investor asing telah menarik dananya dengan nilai bersih mencapai US$ 4,7 miliar dari pasar obligasi dan pasar saham.
"Ada kecemasan terkait dengan pelaksanaan pemilu namun pemilu berhasil diselesaikan tanpa adanya kerusuhan. Hal ini yang mendorong terjadinya buy back terhadap baht," jelas Kozo Hasegawa, currency trader Sumitomo Mitsui Banking Corp di Bangkok.
Dia menambahkan, rebound yang terjadi pada baht akan terbatas jika guncangan politik di Thailand terus berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News