Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Duta Intidaya, peritel produk kecantikan dan kesehatan, menetapkan harga saham perdana dalam Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 180 per saham. Harga itu berada di rentang tengah dari rentang harga penawaran Rp 170 - Rp 190 per saham.
Sukarnen Suwanto, Direktur Keuangan Duta Intidaya mengaku, saat ini kondisi pasar modal masih cenderung volatile. Sehingga, perseroan cukup berhati-hati dalam penerbitan saham ini. "Karena kondisi pasar, jumlah saham yang diterbitkan juga tidak terlalu besar," ujar Sukarnen kepada KONTAN, Selasa (21/6).
Pemilik gerai Watsons ini melepas 478,04 juta saham atau 23% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Sukarnen mengaku dalam masa penawaran, terjadi kelebihan permintaan alias oversubscribe. "Permintaan cukup bagus dan berasal dari investor lokal, namun datanya belum selesai direkap, tetapi ada kelebihan permintaan," ujarnya.
Untuk hajatan IPO ini, perseroan menunjuk PT Trimegah Securities Tbk sebagai penjamin pelaksana efek. Perseroan berencana mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Juni mendatang.
Ia mengatakan, setelah mendapatkan dana IPO yang diharapkan, perseroan akan langsung melakukan ekspansi dengan membuka gerai-gerai baru. Pada bulan Juni ini, Duta Intidaya akan membuka gerai Watsons di Jakarta. Lalu, di Semester II mendatang, perseroan akan membuka gerai di Bali.
"Kami targetkan tahun ini membuka 10-20 gerai baru," imbuhnya.
Khusus di luar Jawa, perseroan menargetkan bisa membuka sekitar lima gerai baru. Dana investasi yang dibutuhkan untuk membuka satu gerai cukup bervariasi, tergantung lokasi dan luas area, rata-rata berkisar Rp 1 miliar per gerai.
Ia menjelaskan, dalam lima tahun ke depan, perseroan berupaya untuk konsisten membangun sekitar 15-20 gerai. Per Desember 2016, total gerai Watsons perseroan mencapai 46 gerai.
Sepanjang tahun 2015 lalu, perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 26 miliar. Namun, pendapatannya meningkat 17,7% menjadi Rp 192 miliar. Duta Intidaya berharap bisa membukukan laba bersih dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News