kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca BI Tahan Suku Bunga Acuan, Cermati Proyeksi Pergerakan IHSG


Jumat, 17 Februari 2023 / 04:40 WIB
Pasca BI Tahan Suku Bunga Acuan, Cermati Proyeksi Pergerakan IHSG


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang digelar pada Februari 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%. 

Pada perdagangan Kamis (16/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,27% ke level 6.895,66. Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro menilai kebijakan BI sudah diprediksi pelaku pasar.

"Kebijakan ini sesuai dengan statement Gubernur BI sebelumnya yang menyatakan kenaikan suku bunga terlihat cukup memadai namun bisa berubah jika ada kondisi luar biasa," jelasnya kepada Kontan.co.id. Kamis (16/2).

Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%

Nico menjelaskan seharusnya kebijakan tersebut mendapatkan respons yang baik oleh investor mengingat ini kali pertama BI tidak menaikkan suku bunga acuan sejak beberapa bulan terakhir.

Adapun, sentimen ini diharapkan dapat meredakan persepsi risiko pasar yang tengah naik akibat rilis inflasi AS yang turun dan tidak sesuai konsensus pasar.

Nico memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level 7.000 sampai 7.030 dalam kuartal I tahun 2023. Namun hingga akhir tahun IHSG akan berada di area 7.220 -7.350.

Melihat pergerakan IHSG yang melemah, Nico menilai investor masih akan wait and see menyikapi beberapa rilis agenda dari global khususnya dari AS yang akan merilis data ketenagakerjaan mingguan.

Ditambah pejabat The Fed akan memberikan statement terbarunya menyikapi perekonomian dan inflasi AS terkini.

Baca Juga: BI: Surplus Neraca Perdagangan Perkuat Ketahanan Eksternal RI

Nico menambahkan dengan suku bunga yang tetap emiten-emiten dapat memanfaatkan potensi keuntungan dari musim laporan keuangan yang akan tergantung dari setiap emitennya.

Adapun, secara year to date 2023 per 16 Februari 2023, IHSG naik 0,66%, jika dibandingkan bursa kawasan asia, menjadi yang kedua terendah setelah indeks India (Nifty 50) yang turun 0,06%. 

Sedangkan indeks Nikkei 225 naik 7,70%, Indeks Shanghai Composite naik 4,25%, Indeks Hang Seng naik 4,18% dan indeks Straits Times naik 2,02%.

Sementara, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menjelaskan efek kebijakan tersebut berdampak positif untuk jangka pendek. Namun pasar masih akan melihat sentimen eksternal lainya.

"Efeknya sementara karena pasar masih melihat sentimen eksternal dari The Fed dimana nanti akan ada FOMC meeting," jelasnya.

Baca Juga: BI Catat Nilai Transaksi Digital Banking Tembus Rp 4.900 Triliun pada Januari 2023

Sebelumnya inflasi di AS tercatat melambat di level 6,4% pada Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 sebesar 6.5%, namun perlambatan tersebut masih di atas perkiraan pasar sebesar 6,2%. Sehingga kondisi ini membuat pasar masih akan melakukan wait and see terlebih dahulu.

Sukarno mengatakan IHSG dapat menguat jika hasil FOMC meeting bergerak ke arah dovish, namun sebaliknya IHSG dapat turun jika The Fed bergerak hawkish.

"Secara pergerakan IHSG saat ini masih cenderung bergerak sideways yang menggambarkan pasar sedang melakukan wait and see terlebih dahulu dan saham-saham perbankan akan berdampak positif untuk jangka pendek," tuturnya.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari para Analis untuk Hari Ini (16/2)

Dengan adanya sentimen tersebut, Sukarno memperkirakan IHSG akan berada di level 6.693-7.032 dalam kuartal 1 2023. Sementara hingga akhir tahun akan berada di rentang 7.048-7385.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×