kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar wait and see, transaksi obligasi di pasar sekunder turun


Senin, 14 November 2011 / 12:18 WIB


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Setelah pengumuman penurunan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) ke 6%, minat bertransaksi di pasar sekunder obligasi pada akhir pekan lalu, malah cenderung turun.

Data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, volume perdagangan obligasi, baik obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi, turun 41,3% menjadi Rp 4,4 triliun di akhir pekan lalu (11/11), dari hari sebelumnya mencapai Rp 7,5 triliun. Sementara, di periode yang sama, total frekuensi transaksi juga turun sebanyak 19,3% dari 477 transaksi menjadi 385 transaksi.

Adapun, seri ORI008 yang bertenor 2,93 tahun dengan kupon 7,30% masih menjadi obligasi pemerintah yang teraktif diperdagangkan. Volume perdagangan surat utang ini mencapai Rp94 milliar, dan diperdagangkan sebanyak 50 pada Jumat lalu.

Sementara untuk obligasi korporasi yang teraktif adalah obligasi subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA02SB) bertenor 9,12 tahun dan berkupon 10,85%. Volume perdagangan obligasi ini mencapai Rp 206 miliar, dan 7 kali transaksi.

Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing menyebut, investor sepertinya lebih menunggu perdagangan di pasar primer, apalagi kondisi global masih simpang siur. "Mereka memilih untuk wait and see," jelasnya.

Lanjut Tumpal, di pengujung pekan, mulai banyak berita positif yang mewarnai pasar global. Salah satunya, dari Amerika Serikat (AS) di mana tingkat kepercayaan konsumen per November yang berhasil melampaui estimasi analis, yaitu naik ke posisi 64,2%. Ini yang tertinggi sejak Juni lalu.

"Persetujuan paket penghematan anggaran oleh parlemen Italia juga cukup menjadi peredam kecemasan krisis Eropa," jelas Tumpal. Selain itu, Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi juga akhirnya mundur dari jabatannya. Mario Monti, mantan European Union commissioner, diperkirakan akan memimpin pemerintahan baru di Italia. Kabar tersebut, direspons positif juga oleh pasar, ditandai dengan yield obligasi Italia bertenor 10 tahun turun 27 bps.

Tumpal bilang, berita positif itu kemungkinan tidak akan nmembuat pasar bergejolak lagi. "Namun, pasar sekunder obligasi belum tentu akan langsung bereaksi positif," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×