Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana saham tumbuh positif sepanjang Maret 2018, kendati pasar saham terkoreksi. Berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana saham naik 1,66% secara month on month (mom) dari Rp 143,33 triliun menjadi Rp 145,72 triliun per Maret.
Peningkatan tersebut berbanding terbalik dengan kinerja rata-rata reksadana saham yang tercatat di Infovesta Equity Fund Index yaitu minus 5,30% (MoM). Pada Maret 2018, Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi 6,19%.
Head of Investment Avrist Asset Management, Farash Farich menilai, musim pembagian dividen yang berlangsung pada April dan Mei cukup membantu peningkatan nilai dana kelolaan reksadana saham. Sebab, investor yang mengharapkan keuntungan dividen mencoba masuk ke reksadana saham sejak Maret.
Selain itu, koreksi yang terjadi di pasar modal dimanfaatkan oleh investor untuk memburu reksadana saham atau menambah unit kepemilikannya pada produk tersebut. Hal ini mengingat harga NAB reksadana saham cenderung murah ketika pasar tengah terkoreksi, sehingga investor bisa mendapat unit penyertaan dengan jumlah yang lebih banyak.
Senada, Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management, Markam Halim menyatakan, aksi beli yang dilakukan investor ketika pasar saham turun mampu mendongkrak perolehan dana kelolaan reksadana saham.
Dia menambahkan, peningkatan dana kelolaan reksadana saham pada bulan lalu menunjukkan investor sudah mulai memahami karakteristik berinvestasi melalui reksadana. “Investor sudah paham bahwa saat terjadi koreksi harga saham, maka saat itu adalah waktu yang tepat untuk masuk,” katanya, Selasa (17/4).
Walau begitu, tidak sedikit investor yang masih ragu untuk berinvestasi ketika pasar saham sedang bergejolak. Karena itu, Markam membeberkan, manajer investasi biasanya akan menyarankan investor untuk wait and see sampai tekanan pasar berkurang. Di samping itu, investor juga disarankan untuk berinvestasi terlebih dahulu di instrumen yang tingkat risikonya rendah, seperti reksadana pasar uang.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana bilang, selain masuknya dana-dana yang bersifat baru, peningkatan dana kelolaan reksadana saham juga ditunjang oleh peralihan investor dari instrumen pasar uang dan pendapatan tetap ke instrumen saham.
Wawan yakin, pada bulan-bulan berikutnya, nilai dana kelolaan reksadana saham masih akan meningkat. Terlebih lagi, kondisi pasar saham Indonesia pelan tapi pasti sudah mulai membaik sejak awal April. “Kalau pasar saham membaik, potensi masuknya investor ke reksadana saham makin besar,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News