Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
“Jadi akan ada perebutan dana yang cukup kompetitif. Dilihat dari estimasi yield SBN di 6,49% menjadi pertimbangan karena pasokan lebih besar,” tuturnya.
Menurut Reza, imbal hasil SBN ritel di tahun 2024 diprediksi masih akan menarik, namun juga akan menghadapi tantangan dari persaingan global dan kenaikan pasokan. Yield SUN tenor 10 tahun sebagai acuan diperkirakan berada di kisaran 6% atau sedikit lebih tinggi di tahun 2024, tergantung pada kondisi makroekonomi dan sentimen pasar.
Sementara itu, jika tahun ini imbal hasil SBN ritel berkisar 6% maka kemungkinan tahun depan kupon masih akan berada di level tersebut atau sedikit lebih rendah. Semuanya kembali lagi tergantung pada permintaan dan penawaran di pasar.
Reza menyebutkan, beberapa sentimen yang akan mempengaruhi besaran kupon SBN ritel di antaranya perkembangan perekonomian global, termasuk pertumbuhan, inflasi, dan kebijakan moneter negara-negara utama seperti AS, China, dan Eropa.
Kemudian, perkembangan perekonomian domestik, termasuk pertumbuhan, inflasi, defisit anggaran, dan kebijakan moneter BI. Serta perkembangan politik domestik, termasuk pemilu presiden dan legislatif, serta stabilitas sosial dan keamanan.
Oleh karena itu, Reza optimistis terhadap partisipasi investor SBN ritel di tahun 2024 bakal terus bertambah. SBN ritel akan terus diminati karena merupakan instrumen investasi yang aman, mudah, dan menguntungkan.
SBN ritel dijamin oleh Undang-Undang (UU), memiliki imbal hasil yang kompetitif, dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Selain itu, SBN ritel juga dapat diakses secara online melalui platform e-SBN, yang memudahkan investor untuk bertransaksi kapan saja dan di mana saja.
SBN ritel juga menjadi sarana untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, khususnya generasi muda, yang memiliki potensi besar untuk menjadi investor masa depan. Di samping itu, SBN ritel tidak hanya memberikan keuntungan bagi investor, tetapi juga memberikan manfaat bagi negara karena turut mendukung pembiayaan APBN dan pembangunan nasional.
Secara kumulatif, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat penjualan SBN Ritel dari awal tahun hingga akhir tahun 2023 mencapai sekitar Rp 147,4 triliun. Terdapat 7 produk SBN Ritel yang ditawarkan selama tahun 2023 yaitu SBR012, SR018, ST010, ORI023, SR019, ORI024 dan ST011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
