kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.439   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.932   -5,30   -0,07%
  • KOMPAS100 1.109   -1,21   -0,11%
  • LQ45 803   -5,46   -0,68%
  • ISSI 273   1,30   0,48%
  • IDX30 417   -2,36   -0,56%
  • IDXHIDIV20 485   -1,36   -0,28%
  • IDX80 122   -0,71   -0,58%
  • IDXV30 132   -0,73   -0,55%
  • IDXQ30 135   -0,40   -0,29%

Pasar properti dinilai belum pulih, bagaimana prospek DILD?


Senin, 13 Januari 2020 / 19:51 WIB
Pasar properti dinilai belum pulih, bagaimana prospek DILD?
ILUSTRASI. DILD bangun apartemen SQ Residence Kamis (22/8) di Jakarta, dokumentasi Amalia Nur Fitri - PT Intiland Development Tbk (DILD) memulai pembangunan apartemen SQ Residence


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Colliers International Indonesia Research Services mencatat persediaan apartemen terus tumbuh, padahal penyerapannya cenderung stagnan bahkan turun. Terutama di wilayah Jakarta dan Surabaya.

Menghadapi situasi tersebut, PT Intiland Development Tbk (DILD)  tetap optimistis dan berhati-hati. Perusahaan juga hanya melanjutkan penjualan dari proyek yang sudah ada, dengan menyasar pasar end-user. Maka dari itu perusahaan memilih lokasi proyek di dalam kota.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony melihat di tengah kondisi penurunan penjualan apartemen, maka pendapatan DILD juga berpeluang ikut turun.

Baca Juga: Serapan highrise stagnan, ini strategi Intiland Development (DILD)

Sementara itu, pendapatan berulang alias recurring income juga dinilai belum terlalu kuat. "Untuk recurring income DILD sendiri masih belum kuat untuk menopang perusahaan," ujar Chris, Senin (13/1).

Adapun, pada tahun 2018, jumlah recurring income perusahaan mencapai Rp 596,43 miliar atau naik 12,92% secara tahunan (yoy). Jumlah tersebut setara 23,37% dari total pendapatan.

Baca Juga: Pasokan kantor melimpah, Intiland Development (DILD) belum kerek harga sewa

Kemudian pada kuartal III-2019, recurring income tercatat sebanyak Rp 461,66 miliar atau naik 7,22% yoy. Jumlah tersebut setara dengan 24,9% dari total pendapatan.

"Ke depan, DILD masih akan cenderung stagnan karena investor wait and see. Secara valuasi, pendapatan DILD juga masih tergolong kecil," jelas Chris.

Adapun, per Senin (13/1) harga saham DILD ditutup melemah 4,55% ke level Rp 294.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×