Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar tengah menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat The Fed untuk menurunkan suku bunganya. Rencananya, The Fed akan menurunkan tingkat suku bunganya pada akhir bulan ini. Pasar memprediksi The Fed akan memperkecil penurunan tingkat suku bunga yang awalnya diprediksi sebesar 50 bps menjadi 25 bps.
Langkah wait and see pasar menunggu keputusan The Fed ini memberi dampak pada pelemahan beberapa mata uang seperti rupiah. Hingga pukul 13.30 WIB, rupiah di pasar spot ada di Rp 14.020 per dolar AS, melemah 0,07% dibanding akhir pekan lalu.
Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan pelemahan ini terjadi karena adanya ekspektasi pasar bahwa The Fed hanya akan menurunkan suku bunganya 25 bps. Hal ini dikarenakan data-data AS yang dirilis pada pekan lalu menunjukkan pertumbuhan yang positif, seperti PDB kuartal II AS yang melebihi ekspetasi pasar yaitu 2,1%.
“Ini kelihatannya masih membuat investor menjauh dari mata uang pesaing dolar AS seperti rupiah,” ujar Deddy.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim yang mengatakan bahwa rupiah akan terus melemah hingga menanti keputusan The Fed pada Kamis (1/8) dini hari.
Ia beralasan ada kemungkinan bahwa The Fed bisa jadi menurunkan tingkat suku bunganya di bawah 25 bps seperti ekspektasi pasar yang saat ini beredar. Ibrahim mengatakan situasi ini didukung oleh ekonomi AS yang sedang baik.
“Walaupun perang dagang terjadi, rupanya ekonomi AS ini cukup membaik dan bagus,” jelas Ibrahim.
Ibrahim menjelaskan peluang The Fed yang bisa jadi hanya menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 15 bps-20 bps dikarenakan rencana The Fed yang tidak hanya sekali menurunkan tingkat suku bunga melainkan tiga kali pada semester II-2019.
Selain itu, Ibrahim juga mengatakan bahwa The Fed tidak akan mengikuti keinginan pasar yang menginginkan penurunan sebesar 50 bps. Hal ini dinilai Ibrahim terlalu besar bagi The Fed.
“Kita perlu ingat bahwa The Fed rencananya akan menurunkan tingkat suku bunga tiga kali, di bulan Juli, September, Desember. Jadi wajar kalau saat ini bisa hanya menurunkan 15 bps-20 bps sehingga nantinya total The Fed tetap menurunkan tingkat suku bunga 50 bps hingga akhir tahun,” jelas Ibrahim.
Meskipun ekonomi AS yang cukup baik, Deddy dan Ibrahim sepakat bahwa The Fed pasti tetap akan menurunkan tingkat suku bunganya pada bulan ini. Deddy berpendapat penurunan tingkat suku bunga perlu dilakukan agar bisa bertujuan untuk menjaga momentum ekspansi pertumbuhan AS. Ibrahim juga mengatakan bahwa peluang The Fed menunda penurunan suku bunga di akhir bulan ini sangat tipis.
Menjelang keputusan The Fed di akhir bulan ini, Deddy dan Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan mengalami pelemahan di kisaran Rp 14.000 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News