kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,11   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Kripto Bisa Kembali Terpojok, Ini Alasannya


Rabu, 09 November 2022 / 20:22 WIB
Pasar Kripto Bisa Kembali Terpojok, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Calon investor mengamati?grafik perdagangan mata uang kripto?di Jakarta, Senin (3/5/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih terlalu dini untuk menganggap pasar kripto sudah bangkit. Pemilu sela AS dan aksi perusahaan kripto kelas kakap bisa membuat aset digital ini kembali terpojok.

Per Oktober 2022, data Bloomberg menunjukkan harga Bitcoin dan Ether kompak naik masing-masing 5,05% dan 17,51% secara bulanan. Namun, secara year to date (YTD), keduanya anjlok 55,96% dan 95,73.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mencermati, secara keseluruhan pergerakan market kripto selama Oktober terlihat fluktuatif. Performa market sempat melambung tinggi menjelang akhir bulan.

Salah satu pendorong kuatnya adalah selera risiko investor meninggi, setelah muncul peluang bahwa The Fed kemungkinan tidak akan terlalu agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya. 

Baca Juga: Penguatan Pasar Kripto Menunggu Redanya Kenaikan Suku Bunga The Fed

"Hal itu diyakini akan menjadi berkah bagi kinerja aset berisiko ke depan," kata Afid kepada Kontan.co.id, Rabu (9/11).

Di waktu yang bersamaan nilai indeks dolar AS (DXY) juga sedang melemah. Korelasi antara DXY dan market kripto biasanya berbanding terbalik. Jika DXY melemah, maka market kripto melonjak karena lebih menguntungkan untuk investasi.

Namun, pasca rapat komite pasar terbuka federal (FOMC) The Fed pada Kamis (3/11) yang memutuskan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps), pergerakan market kripto turun di zona merah. Hal ini imbas dari respons investor menanggapi kenaikan suku bunga acuan The Fed.

Karena itu, aset kripto terutama Bitcoin (BTC) sempat mencapai level tertinggi baru selama tujuh minggu terakhir. Faktor pendorong reli adalah laporan data pekerjaan AS atau data non-farm payrolls (NFP) terbaru yang dirilis Jumat (4/11) dan indikator ekonomi lainnya minggu lalu.

"Indeks dolar AS langsung melemah setelah data tingkat pengangguran AS meningkat, sehingga market kripto berbalik arah menjadi naik," jelas Afid.

Hanya saja, kondisi market kripto saat ini jatuh lebih dalam menjelang pemilu sela AS dan imbas drama Binance, FTX, dan Alameda Research. Kekhawatiran tentang potensi kebangkrutan Alameda dan FTX tersebut membuat investor enggan aktif di market.

Afid mengatakan, sejauh ini investor masih akan terus wait and see atau menjauh dari market kripto karena sentimen negatif masih membayangi, terlebih masih ada hasil pemilu sela di AS yang belum keluar dan pada Kamis (10/11) nanti ada perilisan data inflasi AS Oktober.

Pemilu sela AS kali sangat penting bagi industri kripto karena menjadi momen yang tepat bagi pembuat kebijakan untuk membuat regulasi yang mengatur aset digital. Harapannya market akan pulih karena lembaga legistlatif mulai menggulirkan pembahasan regulasi soal kripto ini.

Selain itu, aksi perusahaan kripto yaitu Binance yang melikuidasi seluruh asetnya token FTT turut berdampak pada pasar kripto. Hal ini termasuk menciptakan fenomena FUD yang membuat ketakutan investor untuk melakukan akumulasi, sehingga harga-harga menjadi turun.

Afid menilai bahwa ada sejumlah sentimen dari akuisisi FTX ini yang membuat investor mulai meninggalkan sementara market kripto. Pertama, kekhawatiran atas neraca keuangan FTX yang telah menyebabkan pasar berbelok tajam ke bawah. Kedua, likuidasi besar-besaran dari exchange FTX menimbulkan FUD bagi investor untuk mengeluarkan uangnya.

Baca Juga: Aspakrindo Mengajak Masyarakat untuk Mengawal Status Aset Kripto dalam RUU P2SK

Binance memang sepenuhnya mengakuisisi FTX, namun mereka menandatangani letter of intent (LOI). Karena LOI tidak mengikat, Binance bisa menarik diri dari kesepakatan kapan saja. 

"Hal ini menambah keraguan investor dengan kondisi industri kripto saat ini. Akhirnya, harga kripto tenggelam, melonjak dan kemudian tenggelam lagi," lanjutnya.

Investor juga khawatir soal bank run atau penarikan dana besar-besaran dari exchange FTX dan mengingatkan kembali peristiwa runtuhnya ekosistem Terra Luna. Menyebabkan token FTT yang terus anjlok karena penarikan masif bisa membuat FTX diambang kebangkrutan.

Bank run yang terjadi di FTX saat ini dan kasus Terra Luna menambah banyak ketakutan investor tentang industri aset kripto pada umumnya. Penurunan ini juga menyebabkan market cap kripto kembali berada di bawah US$ 1 triliun dan volume perdagangan turun hampir lebih dari 10% di berbagai exchange. 

Faktor lain adalah fundamental perusahaan kripto pada saat musim dingin menjadi pengaruh utama terhadap volatilitas market kripto. Kondisi saat ini bukan kali pertama yang terjadi di tahun 2022. Sebelumnya, harga terperosok dalam, saat kasus LUNA, Celsius, dan 3AC mencuat ke publik.

Karena itu, Afid menyarankan kepada investor untuk sementara bisa bersikap wait and see terlebih dahulu untuk mempelajari volatilitas market yang turun tajam pasca drama Binance-FTX. 

Kendati demikian, dia melihat secara keseluruhan investasi aset kripto masih memiliki peluang yang menjanjikan untuk jangka panjang.

Kondisi market bearish saat ini dinilai sudah biasa terjadi dalam dunia kripto. Ada jejak historis bahwa market bearish pernah terjadi sebelumnya, dan bisa rebound dengan mencapai ATH (All Time High).

Adapun saat ini investor bisa melakukan konsep menabung kripto dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan buy the dip. Di mana, investor dapat membeli sejumlah aset kripto tanpa melihat kondisi pasar apakah mengalami koreksi bearish atau bullish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×