Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak sosial dan politik di dalam negeri yang terjadi belakangan membuat pasar ikut bergerak volatil. Bahkan, kinerja pasar saham sendiri tak didasari fundamental yang bagus.
Pada Selasa (2/9/2025), Indeks Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau dengan penguatan 65,51 poin atau 0,85% ke level 7.801,58 pada akhir perdagangan BEI.
Rupiah juga ditutup menguat 0,03% hari ini ke Rp 16.414 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sepanjang perdagangan Selasa (2/92025), aliran dana asing tercatat keluar di seluruh pasar telah mencapai Rp 331,2 miliar. Kemudian di pasar reguler mencapai Rp 363,13 miliar. Jika ditarik lebih jauh, dana asing sudah keluar Rp 53,13 triliun sejak awal tahun alias year to date (YTD) di seluruh pasar dan Rp 38,13 triliun di pasar reguler.
Baca Juga: Waspada! Penguatan IHSG Bersifat Semu
Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan mengatakan, saat ini pasar berada dalam fase volatilitas tinggi karena sentimen politik domestik beririsan dengan faktor global.
Meskipun IHSG sempat terkoreksi beberapa hari belakangan, sejak awal tahun alias secara year to date (YTD) masih mencatat kenaikan.
“Artinya, tren besar belum sepenuhnya rusak,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).
Masih besarnya net sell asing di pasar saham di tengah kenaikan IHSG dinilai Felix masih wajar. Sebab, porsi investor domestik saat ini sudah jauh lebih dominan, mencapai lebih dari 60% transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga, peran investor lokal menjadi penopang utama pergerakan IHSG.
“Net sell asing tidak selalu identik dengan tren pelemahan, apalagi jika dana lokal masih masuk,” tuturnya.
Baca Juga: Fluktuasi Rupiah Bawa Pengaruh ke Emiten, Ini Kata Analis
Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menyampaikan, situasi sosial politik yang tengah memanas memang memicu peningkatan volatilitas di pasar modal.
“Namun, reaksi pasar yang tidak sampai panic selling dan IHSG yang kembali rebound ke zona hijau hari ini menunjukkan bahwa sebagian besar investor masih memegang optimisme terhadap fundamental emiten dan kondisi ekonomi domestik,” katanya kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).
Sentimen positif sebenarnya masih cukup banyak dalam menopang pasar. Terutama, dari sisi komoditas seperti emas yang terus mencetak level tertinggi, serta data ekonomi domestik yang membaik seperti PMI manufaktur yang kembali ekspansif dan pertumbuhan ekspor yang menguat.
“Ini menandakan bahwa secara struktural ekonomi Indonesia masih solid. Pasar saham kita juga menyimpan potensi upside lebih lanjut ketika gejolak politik mereda,” tuturnya.
Baca Juga: Cermati Saham Net Sell dan Net Buy Terbesar Asing di Awal September 2025
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mencermati, kekhawatiran pasar, khususnya asing, tercermin jelas dari data arus keluar selama dua hari terakhir.
Namun, penguatan IHSG hari ini merupakan respon positif pasar pasca sikap pemerintah yang diharapkan dapat menjaga stabilitas sosial politik.
“Terlebih, jika tidak ada aksi yang berkelanjutan dan berdampak langsung pada aktivitas ekonomi,” ungkapnya kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).
Selanjutnya: Tarif Tinggi Trump Jadi Ancaman Produsen Mesin Kopi Starbucks Asal Swiss
Menarik Dibaca: 5 Aturan Emas Warren Buffett untuk Menghindari Jebakan Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News