Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengubah harga pelaksanaan penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Padahal, ENRG baru mengumumkan rencana rights issue dua minggu lalu.
Pada prospektus per 2 Agustus 2013, ENRG berniat menerbitkan 20,98 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 140 per saham. Namun, akhir pekan lalu, ENRG menurunkan harga pelaksanaan rights issue menjadi Rp 120 per saham.
Herwin W. Hidayat, Kepala Hubungan Investor ENRG bilang, penurunan harga rights issue lantaran harga ENRG fluktuatif. Pada 2 Agustus 2013, saat manajemen mengumumkan rencana itu , harga ENRG di Rp 112. Sementara per 16 Agustus, harga ENRG di Rp 103.
Artinya, dalam dua minggu terakhir, harga ENRG turun 8,04%. ENRG menilai, penurunan harga rights issue tidak lantas menggerus nilai wajar (fair value) saham ENRG. Sebab, harga baru rights issue masih lebih tinggi dari rata-rata harga ENRG dalam dua minggu terakhir.
Tentu saja, keputusan menurunkan harga rights issue tersebut akan berakibat pada perolehan dana.
Semula ENRG menargetkan bakal meraup dana Rp 2,94 triliun dari rights issue. Setelah menurunkan harga, maka perolehan dana rights issue menjadi Rp 2,52 triliun. Dana ini sebagian besar yaitu Rp 2,3 triliun untuk merampungkan akuisisi 49% saham EMP International (BVI) Ltd milik Owen Holdings Limited. Sebelumnya, ENRG sudah menguasai 51% saham EMP.
Keputusan ENRG menguasai EMP sejalan dengan rencana menambah jumlah cadangan dan produksi migas. Apalagi, EMP menguasai 36,72% working interest Blok Offshore North West Java. Jumat (16/8), harga ENRG turun 1,9% menjadi Rp 103.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News