Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar keuangan Indonesia belakangan ni tengah bergejolak, sehingga mempengaruhi kinerja sejumlah instrumen investasi. Investor dituntut memahami kembali isi portofolionya sekaligus tidak terburu-buru mengambil keputusan.
Sebagai pengingat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,86% sepanjang pekan lalu. Indonesia Composite Bond Index (ICBI) melemah 0,41% di periode yang sama. Kurs rupiah spot juga melemah 1,3% terhadap dollar Amerika Serikat.
Head of Intermediary Business Schroders Investment Management Indonesia, Teddy Oetomo bilang, investor perlu mempelajari ulang portofolio investasi yang dimilikinya ketika menghadapi pasar yang sedang bergejolak. Investor harus menelusuri kembali profil risiko, diversifikasi aset, kondisi finansial, dan tujuan investasinya.
“Kalau pasar terkoreksi 1% investor sudah panik, berarti ada masalah dalam pengelolaan portofolionya,” kata Teddy, Senin (12/2).
Ia melanjutkan, setiap instrumen pasti didesain untuk tahan terhadap berbagai risiko tertentu. Karena itu, investor tinggal menentukan secara matang instrumen investasi mana yang cocok untuknya.
Hanif Mantiq, Direktur Utama Avrist Asset Management menambahkan, koreksi yang terjadi di pasar finansial saat ini sebenarnya hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, investor sebaiknya tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan tetap percaya dengan rencana investasi semula.
Ia yakin, meski pasar saham dan obligasi Indonesia diterpa sentimen negatif belakangan ini, instrumen yang berkaitan dengan kedua pasar tersebut masih bisa memberikan imbal hasil optimal. Sebab, kondisi ekonomi dalam negeri Indonesia masih tergolong kondusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News