kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar bebas ASEAN ikut kibarkan bisnis MYOR


Rabu, 06 Januari 2016 / 07:48 WIB
Pasar bebas ASEAN ikut kibarkan bisnis MYOR


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Keran perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi bergulir di akhir tahun 2015. Hal ini bisa mendorong bisnis PT Mayora Indah Tbk (MYOR), emiten konsumer yang memiliki porsi ekspor cukup besar.

Kiswoyo Adi Joe, analis Saran Investa Mandiri menjelaskan, MYOR bisa lebih bebas mengekspor produknya tanpa terbebani pajak besar. Produk MYOR seperti Kopiko dan Energen juga sudah dikenal luas di pasar domestik maupun ekspor. Bahkan, produk MYOR bisa disandingkan dengan produk Indofood.

"Apalagi, MEA isinya semua negara ASEAN yang kultur dan standarisasi produk konsumernya relatif sama. Jadi, produk MYOR bakal lebih mudah diterima pasar, khususnya kawasan Asia," jelas Kiswoyo.

Hanya saja, efek positif MEA tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat. Karena sesuatu yang baru butuh adaptasi.

Kiswoyo bilang, efek signifikan MEA terhadap performa MYOR baru bisa terlihat signifikan pada 2017. Dia menambahkan, porsi ekspor terhadap penjualan konsolidasi MYOR hingga akhir tahun 2015 tidak akan bergerak jauh dari posisi terakhir pada September 2015.

Soalnya, menurut Kiswoyo, produk MYOR sudah cukup dikenal, sehingga sudah jenuh, sulit berkembang lebih ekspansif lagi. Kondisi yang sama juga tidak akan berbeda pada tahun 2016.

Adeline Solaiman, analis Buana Capital, menilai, adanya MEA, kontribusi pasar ekspor MYOR bisa terus bertambah. Dengan menyasar pasar ekspor yang cukup besar, perseroan sudah memiliki natural hedging.

"Kerugian foreign exchange bisa sangat dibatasi," ujar dia.

Berkah komoditas

Bukan hanya MEA, rencana Indonesia bergabung dalam kerjasama perdagangan bebas Trans-Pacific Partnership (TPP) juga bisa menguntungkan MYOR. "TPP juga katalis positif bagi MYOR," ujar Michael W Setjoadi, analis Bahana Securities, dalam riset pada 16 Desember 2015.

Kontribusi pasar ekspor MYOR memang cukup bagus. Hingga akhir September 2015, pasar ekspor menyumbang 49% pendapatan konsolidasi MYOR. Adapun nilai penjualan ekspor tumbuh 29% year-on-year (yoy).

Faktor lain yang berpotensi mendongkrak kinerja MYOR adalah penurunan harga komoditas. MYOR memang menggarap segmen pasar kelas menengah ke bawah. Sejatinya, segmen ini menyumbang margin tipis.

Lantaran belakangan ini harga komoditas melemah, maka MYOR bisa menghemat biaya pokok produksi. "Sehingga, MYOR akan menghadapi normalisasi margin," ujar Michael Setjoadi, analis Bahana Securities.

Pada 2013, margin kotor MYOR sempat menyentuh angka 24,3%. Tapi volatilitas harga komoditas pada 2014 menyebabkan margin kotor anjlok menjadi 17,9%. Nah, anjloknya harga komoditas sepanjang tahun lalu diperkirakan mengerek margin MYOR menjadi 28,2%.

Tahun ini, margin MYOR diprediksi kembali normal 24,8%. Adeline memprediksi, laba bersih MYOR sepanjang 2015 mencapai Rp 1,02 triliun. Pada 2016, nilainya diprediksi tumbuh 15% menjadi Rp 1,17 triliun.

Adapun pendapatan MYOR pada 2015 diperkirakan Rp 15,73 triliun dan 2016 mencapai Rp 18 triliun. Adeline mempertahankan rekomendasi buy MYOR dan mengerek target harganya menjadi Rp 31.500 dari sebelumnya Rp 30.200 per saham.

Kiswoyo dan Michael juga menyarankan buy, dengan target harga masing-masing Rp 35.000 dan Rp 31.000 per saham. Dalam perdagangan kemarin, harga MYOR tutup di Rp 28.775 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×