kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar aset kripto dibayangi sentimen ancaman krisis Evergrande


Rabu, 22 September 2021 / 17:13 WIB
Pasar aset kripto dibayangi sentimen ancaman krisis Evergrande
ILUSTRASI. Bitcoin, Ethereum, DogeCoin, Ripple, Litecoin. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saat ini dilanda kecemasan dari adanya krisis Evergrande Group di China. Perusahaan ini terancam bangkrut dan menyatakan tidak mampu membayar bunga pinjaman jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas. 

Efek dari hal ini menurut CEO Triv Gabriel Rey dapat merembet ke beberapa hal, seperti pasar saham Amerika Serikat (AS), dan bahkan aset kripto. Ia mengamati, banyak desas desus dari pasar bahwa USD Tether atau USDT commercial paper-nya berasal dari perusahaan Hongkong dan China.

“Ada tebakan salah satunya mereka pegang surat utangnya Evergrande di salah satu desas  desus yang terdengar ini,” kata Gabriel ketika dihubungi Kontan, Rabu (22/9).

Co-founder CryptoWatch dan pengelola channel Duit Pintar, Christopher Tahir, juga melihat hal serupa, menurutnya hal ini mungkin akan ada efeknya terhadap pasar kripto, terutama dari kabar bahwa USDT memegang surat utang milik Evergrande. “Sehingga ini bisa saja berpengaruh dan menyeret kripto,” tuturnya.

Baca Juga: Kantongi pendanaan US$ 41 juta, Zipmex kedatangan tiga investor baru

Gabriel menambahkan, kalau hal ini efeknya akan besar dan bersifat domino, apabila pemerintah China tidak melakukan bail out terhadap Evergrande. 

Ke depannya, Gabriel mengamati, kalau sentimen positif bagi pasar aset kripto berasal berasal dari reksadana aset kripto. Hal ini dikarenakan, data ritel on-chain yang masih menurun, karena banyak investor yang tersangkut di bawah harga beli ritel.

“Jadi kita tinggal nunggu sentimen positifnya dari Bitcoin ETF (Exchange Traded Fund) dan yang perlu diwaspadai. Evergrande ini kalau nggak di-bailout, harus take position gimana kita mengamankan portofolio,” jelas Gabriel.

Sedangkan Christoper melihat, kondisi on-chain saat ini masih positif, di mana penarikan BTC di bursa terjadi cukup besar, dengan total lebih dari 94.000 BTC dalam satu bulan terakhir, dan 195.000 BTC dalam tiga bulan terakhir. “Saat ini belum ada kondisi downtrend yang  jelas, namun memang ada potensi,” katanya.

Baca Juga: Harga Bitcoin terjungkal ke bawah US$ 40.000, pertama dalam 6 minggu terakhir

Christoper masih memandang positif, BTC akan bergerak ke arah US$ 100.000 per BTC di akhir tahun nanti. Sedangkan untuk ETH ia lihat berpotensi ke level US$ 4.000 per ETH.

Selama sepekan terakhir, merujuk Coinmarketcap, harga bitcoin sudah turun sebanyak 11%, dan per Rabu (22/9) pukul 17.00 harganya sudah berada di angka US$ 42.370 per BTC. Sedangkan harga ETH turun 13%, dan berada di harga US$ 2.946 per ETH.

Selanjutnya: Pasar cemas krisis Evergrande, harga Bitcoin nyaris keluar dari zona US$ 40.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×